Sample Feature Post 1 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.

Sample Feature Post 2 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.

Sample Feature Post 3 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.

Jumat, 13 November 2015
Rabu, 25 Maret 2015
Senin, 23 Maret 2015
Desain Dan Pengelolaan Jaringan
1. Pengertian Repeater pada jaringan
Repeater sering disebut juga sebagai
Penguat Sinyal adalah Alat yang berfungsi untuk memperkuat sinyal di dalam
jaringan komputer, dengan cara menerima sinyal dari satu segmen kabel pada
jaringan (LAN,MAN,WAN) yang kemudian dipancarkan kembali dengan mempertahankan
kekuatan sinyal asli yang pertama diterima segmen kabel tsb. bisa juga
mengembalikan kekuatan sinyal asli seperti dari pusatnya.
Fungsi Repeater
- Memperluas sinyal dari server.
- Mengover daerah-daerah yang lemah sinyal dari server (Pemancar).
- Mempermudah akses sinyal WIFI dari server.
- Meneruskan dan memperkuat sinyal.
- Mempermudah pengiriman data ataupun informasi
- Tidak perlu membangun jaringan kabel yang sangat panjang
2.
Fungsi Switch
Switch
jaringan (atau switch untuk singkatnya) adalah sebuah alat jaringan yang
melakukan bridging transparan (penghubung segementasi banyak jaringan dengan
forwarding berdasarkan alamat MAC).
Switch
jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area
yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch
hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga
sering dinamakan multi-port bridge.
Switch
dapat dikatakan sebagai multi-port bridge karena
mempunyai collision domain dan broadcast domain tersendiri, dapat mengatur lalu
lintas paket yang melalui switch jaringan.
Cara
menghubungkan komputer ke switch sangat mirip dengan cara menghubungkan
komputer atau router ke hub. Switch dapat digunakan langsung untuk menggantikan
hub yang sudah terpasang pada jaringan.
3. Fungsi Hub
Hub merupakan perangkat keras yang
sangat penting dalam jaringan komputer, Hub sangat mempengaruhi proses koneksi
antar komputer sehingga jika Hub mengalami kerusakan maka seluruh jaringan
komputer akan terputus dan terganggu.
Hub berfungsi sebagai peragkat keras penerima sinyal dari sebuah komputer dan merupakan titik pusat yang menghubungkan ke seluruh komputer dalam jaringan tersebut. Hub juga berperan sebagai penguat sinyal kabel UTP, konsentrator dan penyambung. Berdasarkan fungsinya Hub dibedakan menjadi 2 macam yakni:
Hub berfungsi sebagai peragkat keras penerima sinyal dari sebuah komputer dan merupakan titik pusat yang menghubungkan ke seluruh komputer dalam jaringan tersebut. Hub juga berperan sebagai penguat sinyal kabel UTP, konsentrator dan penyambung. Berdasarkan fungsinya Hub dibedakan menjadi 2 macam yakni:
- Hub pasif merupakan hub yang berfungsi sebagai pemmisah atau pembagi jaringan, akan tetapi tidak melakukan penguatan sinyal sehingga hub ini tidak membutuhkan tenaga listrik tambahan.
- Hub Aktif berfungsi sebagai penghubung jalur secara fisik dan penguat sinyal dalam jaringan, Akan tetapi Hub aktif membutuhkan tenaga listrik tambahan untuk bisa bekerja.
4. Fungsi Bridge
Fungsi
bridge pada jaringan komputer hampir sama dengan perangkat jaringan
lainnya sepert hub, switch, dan router. Bridge merupakan perangkat jaringan
yang memfilter lalu lintas data pada jaringan komputer dan mengurangi jumlah
lalu lintas yang terjadi pada LAN dengan membaginya menjadi dua segmen. Bridge
merupakan perangkat yang beroperasi pada layer 2 OSI model. Bridge bertugas
memeriksa setiap frame yagn masuk yang didalamnya terdapat MAC pengirim dan
tujuan, dan meneruskannya atau tidak ke penerima pada segmen tersebut.
Bridge
juga dikenal dengan sebutan Bridge-Ethernet yang berfungsi untuk menghubungkan
dua segmen jaringan bersama-sama yang pada umumnya dikelola oleh organisasi
yang sama.
Fungsi Bridge
Fungsi
Bridge yang paling utama dalam jaringan adalah meneruskan data
berdasarkan alamat MAC dari perangkat pengirim kepada perangkat penerima.
Bridge dalam menjalankan fungsinya akan menghilangkan collision domain.
Perangkat yang dapat dihubungkan dengan Bridge ada banyak sekali, tidak
terbatas hanya pada komputer, melainkan perangkat lain seperti printer, router,
hub, dan switch.
Karakteristik
Bridge
Bridge
memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya berbeda dengan perangkat
jaringan lainnya
- Bridge dapat mengontrol broadcast pada jaringan yang terkoneksi melalui dirinya.
- Seperti halnya fungsi switch, Bridge juga dapat mempelajari paket frame yang diterima dan alamat MAC tujuan untuk melakukan transmisi data/paket.
- Bridge dapat membantu membuat segmen jaringan luas menjadi lebih kecil agar mudah di monitor.
- Bridge juga dapat melakukan routing.
Kelebihan Bridge
Bridge
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan fungsi hub atau
perangkat keras jaringan komputer lainnya. Switch memiliki peran penting dalam
membentuk topologi jaringan yang handal. Berikut
adalah kelebihan dari perangkat ini
- Dapat mengurangi collision atau tabrakan pada saat pengiriman paket dalam jaringan.
- Memungkinkan koneksi pada jenis network yang berbeda
- Dapat mengembangkan kapasitas network dengan resiko kepadatan traffic.
Selain
kelebihan tersebut, perangkat ini juga memiliki beberapa kekurangan yang harus
dipertimbangkan.
- Membutuhkan bandwidth yang lebih besar
- Jika alamat tidak dikenal oleh bridge, maka bridge akan membrodcastnya pada segmen jaringan yang terkoneksi yang dapat menyebabkan terjadinya broken.
- Bridge tidak dapat memblokir paket data yang dikirimkan padanya.
5. Pengertian Access Point
1. Access Point adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah
transceiver dan antena untuk transmisi dan menerima sinyal ke dan dari clients
remote.
2. Access point adalah adalah
perangkat, seperti router nirkabel / wireless, yang memungkinkan perangkat
nirkabel untuk terhubung ke jaringan.
3. Access Point dalam jaringan
computer adalah sebuah jalur akses nirkabel (Wireless Access Point atau AP)
adalah perangkat komunikasi nirkabel yang memungkinkan antar perangkat untuk
terhubung ke jaringan nirkabel dengan menggunakan Wi-Fi, Bluetooth atau
standar terkait.
4. Access Point adalah
perangkat yang digunakan untuk membuat koneksi wireless pada sebuah jaringan.
Fungsi Access Point
1. Mengatur supaya
AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
2. Mencoba fitur Wired
Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi
Protected Access(WPA)
3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses
4. Sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel
3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses
4. Sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel
Kamis, 05 Maret 2015
Makalah Manajemen
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa
Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan,
kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif
menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai
tujuan tersebut.
B.Pentingnya Manajamen
Manajemen
sangat penting dan harus ada untuk semua gerakan keberhasilan suatu organisasi
dalam mencapai tujuanya.
Manajemen menentukan nasib suatu organisasi di masa yang akan datang.Manajemen menjadi fungsi perencanaan,pengorganisasian,aktualisasi dan kontrol secara menyeluruh pada semua area kerja suatu organisasi.
Jadi,berhasil tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada manajemen yang diterapkanya.Yakinlah ,bahwa apa pun bentuk, jenis dan karakteristik organisasi memerlukan manajemen yang baik untuk dapat mencapai tujuan dengan maksimal.
kompleknya kehidupan masyarakat atau organisasi yang hidup sebagai tuntutan kemajuan peradaban,menjadikan adanya kebutuhan alat – alat,sistem,atau pemecah – pemecah masalah yang ampuh,efektif,efisien dan kompetetif.Semuanya terangkum dalam ilmu manajemen yang ampuh.
Sangat banyak alasan mengapa manajemen sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau kelompok kerja manusia dalam usaha mencapai tujuanya,antara lain:
Manajemen menentukan nasib suatu organisasi di masa yang akan datang.Manajemen menjadi fungsi perencanaan,pengorganisasian,aktualisasi dan kontrol secara menyeluruh pada semua area kerja suatu organisasi.
Jadi,berhasil tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada manajemen yang diterapkanya.Yakinlah ,bahwa apa pun bentuk, jenis dan karakteristik organisasi memerlukan manajemen yang baik untuk dapat mencapai tujuan dengan maksimal.
kompleknya kehidupan masyarakat atau organisasi yang hidup sebagai tuntutan kemajuan peradaban,menjadikan adanya kebutuhan alat – alat,sistem,atau pemecah – pemecah masalah yang ampuh,efektif,efisien dan kompetetif.Semuanya terangkum dalam ilmu manajemen yang ampuh.
Sangat banyak alasan mengapa manajemen sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau kelompok kerja manusia dalam usaha mencapai tujuanya,antara lain:
1. Manajemen merupakan suatu kekuatan
yang mempunyai fungsi sebagai alat pemersatu ,penggerak ,dan pengkoordinir
faktor alam ,tenaga dan modal.Lebih tepatnya manajemen menjadi fungsi
perencanaan,pengorganisasian,aktualisasi dan kontrol yang efisien,efektif dankompetitif.
2.
Manajemen merupakan suatu sistem kerja yang rasional dalam pencapaian tujuan
organisasi.Sistem kerja berarti adanya komponen – komponen aktif dalam
manajemen organisasi yang telah ditentukan tugas,hak dan kewajibanya yang
terangkum dalam suatu sistem kerja yang saling berkaitan satu sama lain dengan
tujuan yang sama untuk mencapai hasil maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan
.Rasional yakni tujuan yang hendak dicapai adalah sangat mungkin untuk
diwujudkan manakala semua prosedur dijalankan dengan baik.
3.
Manajemen mempunyai prinsip – prinsip kebenaran universal .Menjunjung tinggi
nilai – nilai hakiki dalam proses aktualisasinya.
4.
Manajemen merupakan suatu kemampuan /keahlian manusia untuk mengurus suatu
kegiatan sehingga dapat mendeteksi ,menyesuikan,serta menghadapi kemungkinan – kemungkinan
yang akan terjadi.
5.
Manajemen yang “apik”akan menentukan nasib suatu organisasi pada kedudukan yang
lebih tinggi dan dihargai,karena merupakan faktor produksi langka yang terus
mengalami perkembangan dan diperlukan dalam siklus hidup organisasi.
6.
Manajemen merupakan suatu profesi untuk menangani dengan tepat kegiatan suatu
usaha atau organisasi.Adanya kekayaan pribadi dan perusahaan,baik swasta maupun
pemerintah,membutuhkan pengamanan yang baik untuk kelangsungan hidup.
Jadi,manajemen
sangat penting dalam memecahkan masalah – masalah organisasi melalui
mekanisme
sistem yang dapat dipergunakan.
C.
Fungsi Manajemen
Manajemen adalah suatu bentuk kerja.Manajer adalah alat atau operasinal dari manajemen.Manajer dalam melakukan pekerjaanya harus melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu yang dinamakan fungsi – fungsi manajamen ,yang terdiri dari:
a.Planning
Menentukan tujuan – tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut.Perencanaan berisi perumusan dari tindakan – tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai maksud dan tujuan yang ditetapkan.Perencanaan harus berdasarkan pada fakta ,data dan keterangan yang konkret .Memerlukan pemikiran lebih,imajinasi dan kesanggupan melihat masa depan serta tindakan – tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi hambatan – hambatan.
Pertanyaan yang akan membantu dalam proses perencanaan adalah :
Manajemen adalah suatu bentuk kerja.Manajer adalah alat atau operasinal dari manajemen.Manajer dalam melakukan pekerjaanya harus melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu yang dinamakan fungsi – fungsi manajamen ,yang terdiri dari:
a.Planning
Menentukan tujuan – tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut.Perencanaan berisi perumusan dari tindakan – tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai maksud dan tujuan yang ditetapkan.Perencanaan harus berdasarkan pada fakta ,data dan keterangan yang konkret .Memerlukan pemikiran lebih,imajinasi dan kesanggupan melihat masa depan serta tindakan – tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi hambatan – hambatan.
Pertanyaan yang akan membantu dalam proses perencanaan adalah :
1.Apakah
yang harus dikerjakan(what)?
2.Mengapa
direncanakan(why)?
3.Siapa
yang harus mengerjakan (who)?
4.Kapan
harus dikerjakan(when)?
5.Di
mana harus dikerjakan(where)?
6.Bagaimana
harus mengerjakanya(how)?
Adapun langkah – langkah pokok perencanaan sebagai berikut:
Adapun langkah – langkah pokok perencanaan sebagai berikut:
1.Mengutarakan
masalah dengan jelas
2.Mencari
informasi yang lengkap yang berhubungan dengan berbagai kegiatan .
3.Menganalisis
dan mengklasifikasi informasi.
4.Memantapkan
perencanaan dan mempertimbangkan hambatan – hambatan dengan berbagai kegiatan .
5.Menetapkan
rencana – rencana alternatif.
6.Memilih
rencana yang diajukan .
7.Mengatur
urutan dan waktu rencana itu secara terperinci.
8.Memeriksa
rencana yang diajukan .
b. Organizing
b. Organizing
Yakni
mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan penting(vital/pokok) dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan itu.
Organisasi merupakan wadah pembentukan tingkah laku hubungan antar manusia secara efektif sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien untuk mencapai tujuan tertentu dengan kondisi yang lingkungan yang mendukung.
c. Staffing
Organisasi merupakan wadah pembentukan tingkah laku hubungan antar manusia secara efektif sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien untuk mencapai tujuan tertentu dengan kondisi yang lingkungan yang mendukung.
c. Staffing
Meliputi
kegiatan menentukan keperluan- keperluan sumber daya manusia,pengarahan
,penyaringan,pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.
d. Motivating
d. Motivating
Yaitu
kegiatan mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan – tujuan
.Motivasi adalah fungsi yang merupakan pekerjaan seorang manajer dalam
memberikan inspirasi,semangat dan dorongan kepada orang lain untuk
bertindak.Motiv adalah suatu dorongan dari dalam diri maupun luar yang
memeberikan suatu kekuatan yang sangat besar untuk berbuat sesuatu.Sinergi
motivasi multi arah dalam lingkup organisasi yang harus senantiasa dijaga dan
dipelihara keberadaanya mengingat keadaan sumber daya manusia yang berubah –
ubah.Motivasi menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen.
e.Controlling
Mengukur
pelaksanaan dengan tujuan – tujuan,menentukan sebab – sebab penyimpangan dan
mengambil tindakan – tindakan koreksi dimana perlu.Jenis controlling atau
pengawasan dapat ditinjau dari tiga segi yaitu waktu,objek dan subjek.
BAB
II
PERENCANAAN
PERENCANAAN
A. Definisi Perencanaan
Perencanaan (planning ) adalah fungsi dasar atau fungsi fundamental manajemen,karena organizing ,actualing dan controlling pun harus terlebih dahulu direncanakan .Perencanaan dihubungkan masalah “memilih “ artinya memilih tujuan dan cara terbaik dari beberapa alternatife yang ada.
Perencanaan (planning ) adalah fungsi dasar atau fungsi fundamental manajemen,karena organizing ,actualing dan controlling pun harus terlebih dahulu direncanakan .Perencanaan dihubungkan masalah “memilih “ artinya memilih tujuan dan cara terbaik dari beberapa alternatife yang ada.
Perencanaan
merupakan kumpulan dari banyak keputusan .Planing adalah suatu proses untuk
menentukan rencana(plan).Dengan kata lain,perencanaan diproses oleh perencana
(planer) dan hasilna adalah rencana.
Adapun para ahli manajemen mendefinisikan perencanaan sebagai berikut.
George R.Tery mengatakan bahwa perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi mengenaai masa depan dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan – kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan .
Harold Koonzt dan Cyriil O’Donnel mendefinisikan perencanaan sebagai fungsi seorang manajer memilih tujuan – tujuan ,kebijakan – kebijakan ,prosedur – prosedur ,progam – program dari alternative yang ada.
Louise A.Allen mengartikan perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan .
Billy E.Gots mengatakan bahwa perencanaan adalah pilihan fundamental dan masalah perencanaan timbul jika terdapat alternatife- alternatife.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pekerjaan mental untuk memilih sasaran ,kebijakan ,prosedur ,dan program yang diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan pada maa yangakan datang .
Setiap rencana mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan telah ditentukan sebelumnya.
Menurut T.Hani Handoko (1992:84-85) paling sedikit ada lima dasar pengklasifikasian rencana – rencana sebagai berikut.
Adapun para ahli manajemen mendefinisikan perencanaan sebagai berikut.
George R.Tery mengatakan bahwa perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi mengenaai masa depan dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan – kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan .
Harold Koonzt dan Cyriil O’Donnel mendefinisikan perencanaan sebagai fungsi seorang manajer memilih tujuan – tujuan ,kebijakan – kebijakan ,prosedur – prosedur ,progam – program dari alternative yang ada.
Louise A.Allen mengartikan perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan .
Billy E.Gots mengatakan bahwa perencanaan adalah pilihan fundamental dan masalah perencanaan timbul jika terdapat alternatife- alternatife.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pekerjaan mental untuk memilih sasaran ,kebijakan ,prosedur ,dan program yang diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan pada maa yangakan datang .
Setiap rencana mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan telah ditentukan sebelumnya.
Menurut T.Hani Handoko (1992:84-85) paling sedikit ada lima dasar pengklasifikasian rencana – rencana sebagai berikut.
1. Bidang
fungsional ,mencakup rencana produksi ,pemasaran,keuangan dan personalia.Setiap faktor memerlukan
perencanaan yang berbeda.
2. Tingakatan
operasional termasuk keseluruhan organisasi atau satuan – satuan kerja
organisasi .Teknik – teknik dan isi perencanaan berbeda untuk tingkatan yang
bebeda pula.
3. Karakteristik
– karakteristik (sifat) recana,meliputi faktor – fakor
kompleksitas,fleksibilitas ,kompleksitas,fleksibilitas,keformalan ,kerahasiaan
,biaya,rasionalitas,kuantitatif dan kulaitatif.
4. Waktu
menyangkut rencana jangka pendek,menengah dan jangka panjang.
5. Unsur
– unsur rencana dalam wujud anggaran ,program,prosedur ,kebijakan dan
sebagainya.
B. Empat Tahap Dasar Perencanaan
1. Menetapkan tugas dan tujuan
Tugas dapat diartikan sebagai apa yang harus dilakukan ,sedangkan tujuan merupakan suatu atau nilai yang akan diperoleh. Penetapan tujuan harus dirumuskan dengan jelas melalui penggambaran hasil – hasil yang hendak dicapai diwaktu yang akan datang.
Tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha – usaha dan kegiatan – kegiatan para anggota organisasi.Tujuan harus mengena pada apa yang “harus” dan “tidak harus “ dilakukan.Tujuan juga harus disosialisasikan dengan baik kepada seluruh anggota sebelum laksanakan.
2. Observasi dan analisa
Merumuskan keadaan saat ini dan yang akan datang .Menentukan faktor – faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul ,maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan langkah yang akan dilakukan .
3. Identifikasi segala hambatan/Mengadakan kemungkinan – kemungkinan
Yakni melakukan identifikasi dan pengadaan alternatife – alternatife untuk mengahadapi pelbagai kemungkinan yang akan terjadi.
4. Membuat sintesa
Sintesa yaitu alternatife yang akan dipilih dari kemungkinan – kemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sintesa dari kemungkinan – kemungkinan tersebut.
1. Menetapkan tugas dan tujuan
Tugas dapat diartikan sebagai apa yang harus dilakukan ,sedangkan tujuan merupakan suatu atau nilai yang akan diperoleh. Penetapan tujuan harus dirumuskan dengan jelas melalui penggambaran hasil – hasil yang hendak dicapai diwaktu yang akan datang.
Tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha – usaha dan kegiatan – kegiatan para anggota organisasi.Tujuan harus mengena pada apa yang “harus” dan “tidak harus “ dilakukan.Tujuan juga harus disosialisasikan dengan baik kepada seluruh anggota sebelum laksanakan.
2. Observasi dan analisa
Merumuskan keadaan saat ini dan yang akan datang .Menentukan faktor – faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul ,maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan langkah yang akan dilakukan .
3. Identifikasi segala hambatan/Mengadakan kemungkinan – kemungkinan
Yakni melakukan identifikasi dan pengadaan alternatife – alternatife untuk mengahadapi pelbagai kemungkinan yang akan terjadi.
4. Membuat sintesa
Sintesa yaitu alternatife yang akan dipilih dari kemungkinan – kemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sintesa dari kemungkinan – kemungkinan tersebut.
C. Perencanaan strategic
Wu (1984) mendefinisikan perencanaan stretegik sebagai proses evaluasi lingkungan luar organisasi,penerapan tujuan orgnanisasi dan penentuan organisasi – organisasi.Perencanaan strategi sebagai proses penentuan tujuan – tujuan dari organisasi dan strategi – strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada dasarnya perencanaan strategi meliputi :
1.Proses evaluasi lingkungan luar organisasi
2.Penetapan tujuan
3.Penentuan strategi
Wu (1984) mendefinisikan perencanaan stretegik sebagai proses evaluasi lingkungan luar organisasi,penerapan tujuan orgnanisasi dan penentuan organisasi – organisasi.Perencanaan strategi sebagai proses penentuan tujuan – tujuan dari organisasi dan strategi – strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada dasarnya perencanaan strategi meliputi :
1.Proses evaluasi lingkungan luar organisasi
2.Penetapan tujuan
3.Penentuan strategi
D.Unsur – Unsur Perencanaan
Harus di pahami bahwa perencanaan akan menghadapi faktor – faktor yang tidak pasti dan dapat berubah – ubah sehingga terhadap lingkungan tersebut sangat sulit untuk dilakukan.
Adapun unsur – unsur perencanaan adalah sebagai berikut.
1. Tujuan
2. Policy
3. Prosedur
4. Progress
5. Program
Harus di pahami bahwa perencanaan akan menghadapi faktor – faktor yang tidak pasti dan dapat berubah – ubah sehingga terhadap lingkungan tersebut sangat sulit untuk dilakukan.
Adapun unsur – unsur perencanaan adalah sebagai berikut.
1. Tujuan
2. Policy
3. Prosedur
4. Progress
5. Program
E.Fungsi Dan Manfaat Perencanaan
Fungsi dan manfaat perencanaan bersamaan dengan perkembangan dunia modern dalam berbagai bentuk organisasi yang ada sangat penting antara lain sebagai berikut.
Fungsi dan manfaat perencanaan bersamaan dengan perkembangan dunia modern dalam berbagai bentuk organisasi yang ada sangat penting antara lain sebagai berikut.
1.
Memuat garis – garis tujuan yang baik yang berjangka pendek,menengah maupun
jangka panjang serta cara – cara apa saja yang akan dugunakan untuk mencapai
tujuan tersebut.
2.
Perencanaan berfungsi sebagai petunjuk (guide) bagi semua anggota organisasi.
3.
Perencanaan merupakan proses yang terus menerus.
4.
Perencanaan berfungsi sebagai alat pengendali
5.
Perencanaan yang baik menjamin penggunaan sumber – sumber daya yang tersedia
secara efektif dan efisien.
F.
Fakor Waktu Perencanaan
Faktor
waktu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perencanaan sumber –sumber
daya
yang tersedia secara efektif dan efisien.
1.
Waktu sangat diperlukan untuk melaksanakan perencanaan yang efektif
2.
Waktu sering diperlukan setiap langkah perencanaan tanpa informasi lengkap
tentang variable – variable dan alternatife – alternatife ,karena waktu
diperlukan untuk mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3.
Jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.
BAB III
ORGANISASI
A.
Pengertian Organisasi
Organisai berasal dari bahsa yunani
“organon” dan istilah latin “organum” yang berarti alat,bagian,anggota,atau
badan.Adapun definsi organisasi menurut para ahli antara lain sebagai berikut.
James D.Mooney,mengatakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama .
Chester I.Barnard mengartikan organisasi sebagai suatu sistem dari pada aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih .
Kedua definisi organisasi di atas memuat garis besar bahwa organisasi merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan bersama.
Adapun ciri – cirri organisasi adalah sebagai berikut.
1.Adanya sekelompok orang – orang
2.Antar hubungan terjadi kerjasama yang harmonis,dan
3.kerjasama di dasarkan atas hak dan kewajiban atau tanggung jawab masing – masing orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
James D.Mooney,mengatakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama .
Chester I.Barnard mengartikan organisasi sebagai suatu sistem dari pada aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih .
Kedua definisi organisasi di atas memuat garis besar bahwa organisasi merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan bersama.
Adapun ciri – cirri organisasi adalah sebagai berikut.
1.Adanya sekelompok orang – orang
2.Antar hubungan terjadi kerjasama yang harmonis,dan
3.kerjasama di dasarkan atas hak dan kewajiban atau tanggung jawab masing – masing orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
B. Misi dan Tujuan Organisasi
Misi merupakan maksud (khas) unik dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi lainya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal prodak dan pasar.
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Secara umum tujuan organisasi adalah sebagai berikut.
Misi merupakan maksud (khas) unik dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi lainya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal prodak dan pasar.
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Secara umum tujuan organisasi adalah sebagai berikut.
1.
Mengatasi terbatasnya kemampuan ,kemauan dan sumber daya yang dimiliki guna
mencapai tujuan secara efektif,efisien dan komprehensif .
2.
Merupakan wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama – sama untuk
mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimilki seseorang dengan berbagai
motif yakni,motif presatasi,motif uang ,motif kekuasaan dan motif penghargaan.
3.
Organisasi sebagai pedoman kegiatan.Melalui penggambaran hasil – hasil akhir di
waktu yangakan datang ,tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan
pengarahan dan penyaluran usaha – usaha dan kegiatan – kegiatan para anggota
organisasi.
4.
Sumber lgitimasi.Tujuan merupakan sumber legitimasi bagi suatu organisasi
melalui pembenaran – pembenaran kegiatan – kegiatanya guna meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mendaptkan berbagai sumber daya dan dukungan dari
lingkungan disekitarnya.
5.
Standar pelaksanaan.Bila tujuan telah dinyatakan dengan jelas dan dipahami maka
akan memberikan standar langsung bagi penlaian pelaksanaan kegiatan organisasi.
6.
Dasar rasional pengorganisasian.Tujuan organisasi dan struktur organisasi
berinteraksi dalam dalam kegiatan – kegiatanyang diperlukan untuk mencapai
tujuan ,pola penggunaan sumber daya,implementasi berbagai unsur perancangan
organisasi yang meliputi pola komunikasi,mekanisme,pengawasan,departementalisasi
dan sebagainya.
C.Tipe
– Tipe Tujuan
Ada
lima tipe tujuan menurut sudut pandang komprehensif dan kepentingan ,yaitu:
1.
Tujuan kemasyarakatan (societal goal).Katagori ini berkenaan dengan kelas-
kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan – kebutuhan masyarakat.
2.
Tujuan keluaran(output goal).Berkenaan dengan jenis – jenis keluaran tertentu
dalam bentuk fungsi – fungsi komponen ,misalnya barang konsumen,jasa bisnis,pendidikan
dan lain lain
3.
Tujuan system (system goal) yakni pernyataan atau cara pelaksanaan fungsi
organisasi ,atau tidak tergantung pada barang atau jasa yang diproduksi atau
tujuan yang diambil.
4.
Tujuan produk(product goal) aatau lebih jelasnya tujuan karakterisktik
produk.Contohnya penekanan pada barang atau jasa yang diproduksi .
5.
Tujuan turunan (derived goal) yaitu tujuan digunakan organisasi unutk meletakan
kekuasaan dalam pencapaian tujuan – tujuan lain.Misalnya,maksud politik,kebijakan
investasi dan lain – lain.
D.Proses
Penetapan Tujuan
Proses
penetaoan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan tujuan dan nilai – nilai
tertentu
melalui
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organsasi .Ada unsur- unsur dasar yang
melatarbelakangi
penetapan tujuan suatu organisasi untuk menciptakan nilai – nilai tersebut
adalah
sebagai berikut:
1.
Bahwa barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat bermanfaat paling
sedikit sama dengan harganya.
2.
Bahwa barang atau jasa dapat memuaskan konsumen atau pelanggan.
3.
Bahwa teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang
dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
4.
Bahwa dengan kerja keras dan dukungan dari seluruh sumber daya organisasi dapat
beroperasi dengan lebih baik dari sekadar menjaga kelangsungan hidup ,yaitu
pertumbuhan dan juga untuk dapat menghasilkan laba atau keuntungan .
5.
Bahwa pelayanaan manajemen akan memberikan public image yang menguntungkan.
6.
Perusahaan mempunyai konsep diri yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan
kepada karyawan dan para pemegang saham organisasi.
E.Bidang – Bidang Tujuan
Peter Darker mengidentifikasikan secara terperinci delapan bidang pokok dimana perusahaan harus menetapkan tujuan .Bidang – bidang tujuan itu antara lain adalah sebagai berikut.
Peter Darker mengidentifikasikan secara terperinci delapan bidang pokok dimana perusahaan harus menetapkan tujuan .Bidang – bidang tujuan itu antara lain adalah sebagai berikut.
1.
Posisi pasar.Bagian pasar yan paling baik dapat ditentukan amalui analisa
langganan dan
produk
atau jasa , segmen pasar atau kelompok yang akan memebeli produk dan jasa serta
saluran
distrbusi
2.
Produktifitas.Prduktifitas atai efisiensi adalah rasio antara masukan dengan
keluaran organisasi.
3.
Sumber daya phisik dan keuangan ,tujuan yang harus di tetapkan dengan
memperhatikan mesin dan peralatan penyediaan bahan baku.
4.
Profitabilitas.Tujuan laba penting untuk mencapai tujan – tujuan lain
menyangkut,penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan untuk inovasi ,kekuatan
keuangan untuk mengganti mesin dan peralatan ,dan pengupahan yang dbutuhkan
untuk menarik personalia.
5.
Inovasi.Ada kebutuhan terus menerus akan produk atau jasa baru dan inovatif
,walaupun sesuatu yang baru selalu mengandung resiko ,tetapi juga mempunyai
kemungkinan hasil yang tinggi.
6.
Prestasi dan pengembangan manajer.Organisasi perlu mempertimbangkan kualitas
pelaksanaan manajemen dan untuk menjamin pengembangan pada manajer dari
berbagai tingkatan .
7.
Prestasi dan sikap karyawan Karyawan operatif melaksanakan sebagian besar
pekerjaan normal dan rutin disetiap organisasi.
8.
Tanggung jawab sosial dan publik.Tujuan – tujuan ini ditetapkan perusahaan
untuk menengani boikot public ,kegiatan hokum ,kegiatan pemerintah dan kelompok
– kelompok yang berkepentingan .
F.
Manajemen By Objectif
Manajemen
by objective atau sering disingkat MBO adalah manajemen dengan sistem
pelaksanaanya
menitik beratkan spesifikasi sasaran dan penetapan kualitas hasil (output) yang
harus dicapai.
Sepertihalnya
proses manajemen yang lain,seperti manajemen berdasarkan sasaran,menejemen
berdasaran
hasil,manajemen by objective(MBO) juga memilki proses yang sama dengan
manajemen yang lain .Hanya penamaanya saja yang berbeda.Aktualisanya adalah
proses partisipasif seluruh manajemen dengan alat ukur hasil.
MBO mengembangkan hubungan antar fungsi perencanaan,pengawasan.MBO,sebagai pelaksananya.Jadi,MBO dapat diartikan sebagai kegiatan penetapan tujuan – tujuan umum oleh para manejer dan bawahan yang bekerja sama ,menentukan tanggungjawab utama setiap individu yang dirumuskan secara jelas dalam bentuk hasil – hasil yang dapat diukur yang diharapkan ,dan penggunaan ukuran tersebut sebagai pedoman pengoperasian satuan kerja serta penilaian sumbangan masing – masing anggota.
Adapun urutan langkah – langkah yang diambil dalam pelaksanaan sistem ini adalah sebagai berikut:
1.Jumlah hasil yang dicapai
2.metode yang dipakai
3.waktu pelaksanaan dan waktu berakhirnya suatu pekerjaan
4.fasilitas,dana,sarana,dan wewenang
5.personel pelaksanaan dan pembagian tugas
6.penilaian dari apa yang dicapai
MBO mengembangkan hubungan antar fungsi perencanaan,pengawasan.MBO,sebagai pelaksananya.Jadi,MBO dapat diartikan sebagai kegiatan penetapan tujuan – tujuan umum oleh para manejer dan bawahan yang bekerja sama ,menentukan tanggungjawab utama setiap individu yang dirumuskan secara jelas dalam bentuk hasil – hasil yang dapat diukur yang diharapkan ,dan penggunaan ukuran tersebut sebagai pedoman pengoperasian satuan kerja serta penilaian sumbangan masing – masing anggota.
Adapun urutan langkah – langkah yang diambil dalam pelaksanaan sistem ini adalah sebagai berikut:
1.Jumlah hasil yang dicapai
2.metode yang dipakai
3.waktu pelaksanaan dan waktu berakhirnya suatu pekerjaan
4.fasilitas,dana,sarana,dan wewenang
5.personel pelaksanaan dan pembagian tugas
6.penilaian dari apa yang dicapai
BAB IV
PEMBUATAN KEPUTUSAN
PEMBUATAN KEPUTUSAN
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci
kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer
melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan
sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses
perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai,
sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan
setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses peerenacanaan itu melibatkan
manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas
keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan ( choice making) dan dari pemecahan masalah ( problem solving).
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Adapun definisi pengambilan keputusan menurut para ahli antara lain sabagai berikut.
G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan ( choice making) dan dari pemecahan masalah ( problem solving).
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Adapun definisi pengambilan keputusan menurut para ahli antara lain sabagai berikut.
G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
B. Macam-Macam Keputusan
a. Keputusan Auto Generated
Keputusan semacam ini diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan., mepertimbangkan data, informasi, fakta, dan lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini kurang baik, sebab resikonya tinggi.
b. Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan scientific managemen atau managemen ilmiah, sehingga keputusan itu logisk, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relative kecil; cuma proses pengambilan keputusan lebih lambat.
Pengambilan keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara “individual decision maupun group decision” yang mempunyai kewenangan untuk memutuskannya. Individual decision, keputusan “hanya” ditetapkan oleh seorang manajer; sedang para bawahan hanya dapat berpartisipasi memberikan saran-saran, pendapat-pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut memutuskannya.
Kebaikan
• keputusan dapat diambil secara cepat
• penanggungjawab keputusan itu jelas
• biaya pengambilan keputusan relative kecil
• kecakapan seorang manajer dapat dimanfaatkan
keburukan
• Keputusan itu kurang baik, sebab kemampuan decision maker terbatas
• Prestise manajer akan berkurang, jika keputusannya ternyata salah
• Realisasi keputusan mengalami kesulitan, sebab para bawahan kurang meresapinya
• Pembinaan bawahan kurang diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan dalam menetapkan keputusan, akibatnya kesinambungan pimpinan oganisasi kurang terjamin.
Group decision, keputusan itu ditetapkan oleh para anggota grup, baik atas hasil mufakat dan musyawarah, maupun atas voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota grup ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari “keputusan, resiko, dan dampak keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut”.
Kebaikannya:
• Keputusan relatif lebih baik, logis, ideal, sebab merupakan hasil pemikiran dari beberapa orang
• Kecenderungan untuk bertindak otoriter dapat dihindarkan
• Kerjasama relative akan dapat ditingkatkan diantara sesama anggota grup
• Resiko dan dampak negative dari keputusan semakin kecil
• Pembinaan para annggota grup akan lebih baik
Keburukannya:
• Pengambilan keputusan relative lama, bahkan sering bertele-tele
• Biaya pengambilan keputusan relative lebih banyak
• Penanggungjawab keputusan kurang jelas
• Minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara
Group decision ini hanya dapat ditetapkan dalam organisasi komite dan dalam pimpinan presidium saja, dimana para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya dalam MPR, DPR, dan Koperasi.
a. Keputusan Auto Generated
Keputusan semacam ini diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan., mepertimbangkan data, informasi, fakta, dan lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini kurang baik, sebab resikonya tinggi.
b. Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan scientific managemen atau managemen ilmiah, sehingga keputusan itu logisk, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relative kecil; cuma proses pengambilan keputusan lebih lambat.
Pengambilan keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara “individual decision maupun group decision” yang mempunyai kewenangan untuk memutuskannya. Individual decision, keputusan “hanya” ditetapkan oleh seorang manajer; sedang para bawahan hanya dapat berpartisipasi memberikan saran-saran, pendapat-pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut memutuskannya.
Kebaikan
• keputusan dapat diambil secara cepat
• penanggungjawab keputusan itu jelas
• biaya pengambilan keputusan relative kecil
• kecakapan seorang manajer dapat dimanfaatkan
keburukan
• Keputusan itu kurang baik, sebab kemampuan decision maker terbatas
• Prestise manajer akan berkurang, jika keputusannya ternyata salah
• Realisasi keputusan mengalami kesulitan, sebab para bawahan kurang meresapinya
• Pembinaan bawahan kurang diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan dalam menetapkan keputusan, akibatnya kesinambungan pimpinan oganisasi kurang terjamin.
Group decision, keputusan itu ditetapkan oleh para anggota grup, baik atas hasil mufakat dan musyawarah, maupun atas voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota grup ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari “keputusan, resiko, dan dampak keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut”.
Kebaikannya:
• Keputusan relatif lebih baik, logis, ideal, sebab merupakan hasil pemikiran dari beberapa orang
• Kecenderungan untuk bertindak otoriter dapat dihindarkan
• Kerjasama relative akan dapat ditingkatkan diantara sesama anggota grup
• Resiko dan dampak negative dari keputusan semakin kecil
• Pembinaan para annggota grup akan lebih baik
Keburukannya:
• Pengambilan keputusan relative lama, bahkan sering bertele-tele
• Biaya pengambilan keputusan relative lebih banyak
• Penanggungjawab keputusan kurang jelas
• Minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara
Group decision ini hanya dapat ditetapkan dalam organisasi komite dan dalam pimpinan presidium saja, dimana para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya dalam MPR, DPR, dan Koperasi.
C. Basis Pengambilan Keputusan
Basis pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh manajer (decision maker) biasanya didasarkan atas:
1. Keyakinan
2. Intuisi
3. Fakta-fakta
4. Pengalaman
5. kekuasaan
Keyakinan; manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making)-nya didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negative dari keputusan tersebut.
Intuisi; manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi)-nya, bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling)-nya. Sasaran-sasaran, pengaruih, preferensi, dan psikologis individu pengambil keputusan memegang peranan penting. Disini ilmu subjektif sangat vital. Pengambilan keputusan secara intuitif ini sacara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu, latihan-latihan, dan latar belakang. Biasanya ia seorang aktivis, dinamis, dan senantiasa bertanya tentang situasi-situasi dan ia menemukan pemecahan atas problem-problem sulit. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja.
Fakta-fakta pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan. Keputusan (decision) yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relative baik, logis, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.
Pengalaman; manajer dalam pengambilan keputusannya didasarkan kepada pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi ini?”
Kekuasaan; decision maker dalam pengambilan keputusan (decision maker) harus berpedoman atas kekuasaan (autority) yang dimilikinya, supaya keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini disebabkan autority merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat sesuatu.
Basis pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh manajer (decision maker) biasanya didasarkan atas:
1. Keyakinan
2. Intuisi
3. Fakta-fakta
4. Pengalaman
5. kekuasaan
Keyakinan; manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making)-nya didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negative dari keputusan tersebut.
Intuisi; manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi)-nya, bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling)-nya. Sasaran-sasaran, pengaruih, preferensi, dan psikologis individu pengambil keputusan memegang peranan penting. Disini ilmu subjektif sangat vital. Pengambilan keputusan secara intuitif ini sacara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu, latihan-latihan, dan latar belakang. Biasanya ia seorang aktivis, dinamis, dan senantiasa bertanya tentang situasi-situasi dan ia menemukan pemecahan atas problem-problem sulit. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja.
Fakta-fakta pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan. Keputusan (decision) yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relative baik, logis, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.
Pengalaman; manajer dalam pengambilan keputusannya didasarkan kepada pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi ini?”
Kekuasaan; decision maker dalam pengambilan keputusan (decision maker) harus berpedoman atas kekuasaan (autority) yang dimilikinya, supaya keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini disebabkan autority merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat sesuatu.
D.Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan
Manajer dalam pengambilan keputusan dapat melakukannya dengan tehnik-tehnik :
1. Operation riset; yaitu dengan menggunakan metode-metode scientific (yang meliputi tehnik-tehnik matematis) dalam analisis dan pemecahan suatu masalah tertentu—penerapan tehnik ini adalah usaha inventarisasi.
2. Linear programming; yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik yang disebut juga factor analysis.
3. Gaming war games; yaitu dengan teori yang biasanya digunakan untuk menentukan strategi.
4. Probability; yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan dan diperhitungkan.
5. Ranking and statistical weighting; yaitu dengan cara :
Melokalisasi berbagai factor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir.
Menimbang factor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap alternative.
Scientific management adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada keputusan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan berdasarkan scientific management menurut pendapat :
Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan
Decision maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah (problem) yang akan diputuskan dengan merumuskan dan menganalisisnya secara cermat.
Mengumpulkan data, informasi, dan fakta yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diputuskan.Ø
Mengevaluasi dan menganalisis data, informasi, dan fakta yang telah dikumpulkan.Ø
Menetapkan sejumlah alternative keputusan yang akan diambil.Ø
Mengembangkan dan mengimplementasikan alternative pilihan yang ada.Ø
Memilih keputusan yang terbaik dari alternatife-alternatif itu.Ø
Menetapkan suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efesien.Ø
Keputusan harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan nyata dan mengikat bagi semua karyawan.Ø
G. R. Terry
1. Merumuskan problem yang bersangkutan
2. Menganalisis problem tersebut.
3. Menetapkan sejumlah alternative.
4. Mengevaluasi masing-masing alternative.
5. Memilih alternative yang akan menjadi keputusan dan yang akan dilaksanakan.
Peter F. Drucker
1. Menetapkan masalah.
2. Menganalisis masalah.
3. Mengembangkan alternative-alternatif pilihan.
4. Mengambil keputusan yang tepat.
5. Mengambil keputusan menjadi tindakan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan harus dilakukan dengan baik dan cermat, supaya resiko keputusan itu relative kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan selalu menghadapi resiko, dan resiko ini menjadi tanggung jawab decision maker.
Aspek-aspek pengambilan keputusan, yaitu :
1) Pribadi dan kepribadian decision maker
2) Sifat masalah yang dihadapi.
3) Pandangan dan kecakapan factual decision maker terhadap masalah yang dihadapi.
4) Kondisi institusional (lembaga) bersangkutan.
5) Situasi umum yang menjadi lingkungan sekitar.
Faktor-faktor penolong pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) Harus diperhatikan emosi dan aturan-aturan,baik yang tangibles maupun intangibles
2) Setiap keputusan harus mendorong tercapainya tujuan
3) Suatu keputusan tidak selalu memuaskan semua pihak
4) Hanya ada satu pilihan yang paling memuaskan atau terbaik
5) Pengambilan keputusan adalah mental action dan harus di transfer ke dalam physical action
6) Pengambilan keputusan yang efektip memerlukan waktu,dana,data informasi dan fakta yang cukup
7) Membuat keputusan dalam prakteknya,membutuhkan kecakapan, pengalaman, dan imajinasi
8) Pengambilan keputusan merupakan awal dan mata rantai aktivitas
9) Setiap keputusan harus dilaksanakan
Manajer dalam pengambilan keputusan dapat melakukannya dengan tehnik-tehnik :
1. Operation riset; yaitu dengan menggunakan metode-metode scientific (yang meliputi tehnik-tehnik matematis) dalam analisis dan pemecahan suatu masalah tertentu—penerapan tehnik ini adalah usaha inventarisasi.
2. Linear programming; yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik yang disebut juga factor analysis.
3. Gaming war games; yaitu dengan teori yang biasanya digunakan untuk menentukan strategi.
4. Probability; yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan dan diperhitungkan.
5. Ranking and statistical weighting; yaitu dengan cara :
Melokalisasi berbagai factor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir.
Menimbang factor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap alternative.
Scientific management adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada keputusan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan berdasarkan scientific management menurut pendapat :
Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan
Decision maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah (problem) yang akan diputuskan dengan merumuskan dan menganalisisnya secara cermat.
Mengumpulkan data, informasi, dan fakta yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diputuskan.Ø
Mengevaluasi dan menganalisis data, informasi, dan fakta yang telah dikumpulkan.Ø
Menetapkan sejumlah alternative keputusan yang akan diambil.Ø
Mengembangkan dan mengimplementasikan alternative pilihan yang ada.Ø
Memilih keputusan yang terbaik dari alternatife-alternatif itu.Ø
Menetapkan suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efesien.Ø
Keputusan harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan nyata dan mengikat bagi semua karyawan.Ø
G. R. Terry
1. Merumuskan problem yang bersangkutan
2. Menganalisis problem tersebut.
3. Menetapkan sejumlah alternative.
4. Mengevaluasi masing-masing alternative.
5. Memilih alternative yang akan menjadi keputusan dan yang akan dilaksanakan.
Peter F. Drucker
1. Menetapkan masalah.
2. Menganalisis masalah.
3. Mengembangkan alternative-alternatif pilihan.
4. Mengambil keputusan yang tepat.
5. Mengambil keputusan menjadi tindakan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan harus dilakukan dengan baik dan cermat, supaya resiko keputusan itu relative kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan selalu menghadapi resiko, dan resiko ini menjadi tanggung jawab decision maker.
Aspek-aspek pengambilan keputusan, yaitu :
1) Pribadi dan kepribadian decision maker
2) Sifat masalah yang dihadapi.
3) Pandangan dan kecakapan factual decision maker terhadap masalah yang dihadapi.
4) Kondisi institusional (lembaga) bersangkutan.
5) Situasi umum yang menjadi lingkungan sekitar.
Faktor-faktor penolong pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) Harus diperhatikan emosi dan aturan-aturan,baik yang tangibles maupun intangibles
2) Setiap keputusan harus mendorong tercapainya tujuan
3) Suatu keputusan tidak selalu memuaskan semua pihak
4) Hanya ada satu pilihan yang paling memuaskan atau terbaik
5) Pengambilan keputusan adalah mental action dan harus di transfer ke dalam physical action
6) Pengambilan keputusan yang efektip memerlukan waktu,dana,data informasi dan fakta yang cukup
7) Membuat keputusan dalam prakteknya,membutuhkan kecakapan, pengalaman, dan imajinasi
8) Pengambilan keputusan merupakan awal dan mata rantai aktivitas
9) Setiap keputusan harus dilaksanakan
1. Keterlibatan Bawahan Dalam Pembuatan Keputusan
Keterlibatan Bawahan Dalam Pembuatan Keputusan dapat bersifat resmi dengan pembuata kelompok, bisa juga bersifat tidak resmi missal dengan meminta gagasan dan saran-saran. Pembutan keputusan yang didasarkan pada sifat formal lebih efektif karena banyak masukan-masukan pengetahuan yang lain nya
2. Metode Kuantitatif Dalam Pembuatan Keputusan
Teknik dan peraatan kuantitatif pembutan keputusan dikenal dengan nama teknik manajmen science dan oprations research. Reset opersi mengambarkan, memahami dan memperkirakan prilaku dan sistem kelompok dalam kehidupan manusia. Tujuannya menyediakan iformasi yang akurat.
3.
Ciri-ciri riset operasi
1)
Memberikan Informasi langsung kepada manajer dalam membuat keputusan.
2)
Digunakan pendekatan ilmiah dalam pemecahan masalah yang meliputi perumusan
masalah pemahaman perilaku sistem masalah dan pengembangan berbagai
penyelesaian yang mungkin diselesaikan.
3)
Menyederhanakan unsur-unsur masalah yang komplek menjadi Permasalah metematika
untuk menyusun modal
4)
Memberi efektifitas ekonomis dalam betuk penghematan
5)
Perlunya bantuan komputer dalam menyelelesaikan masalah
6)
Diperlukan nya suatu tim dalam penyelesain maasalah yang komplek
7)
Mempertimbangkan apa yang paling baik bagi organisasi secara keseluruhan.
4.
Tahap-tahap pendekatan riset operasi
Diagnosa masalah, dengan mengetahui unsur-unsur masalah yang dihadapi.Ø
Ø Perumusan masalah, pembuatan fungsi matematika dengan menentukan kriteria yang diperlukan seerta aspek-aspek yang ada didalam dan diluar kendali manager.
Pembuatan modal, dengan melakukan pengujianØ berbagai kemungkinan dengan model matematika yang mengabung kan unsur-unur masalah
Analisa model, mengolah unsur-unsur masalah dengan batuan komputer agar didapat nilai nilai yang baik bagi pencapain tujuan.Ø
Implemantasi penemuan, dengan menyerahkan agar manajer menerapkan hasil perhitungan riset oprasi.Ø
5. Kebaikan dan keterbatasan penggunaan riset oprasi
Kebaikan Keterbatasan
Diagnosa masalah, dengan mengetahui unsur-unsur masalah yang dihadapi.Ø
Ø Perumusan masalah, pembuatan fungsi matematika dengan menentukan kriteria yang diperlukan seerta aspek-aspek yang ada didalam dan diluar kendali manager.
Pembuatan modal, dengan melakukan pengujianØ berbagai kemungkinan dengan model matematika yang mengabung kan unsur-unur masalah
Analisa model, mengolah unsur-unsur masalah dengan batuan komputer agar didapat nilai nilai yang baik bagi pencapain tujuan.Ø
Implemantasi penemuan, dengan menyerahkan agar manajer menerapkan hasil perhitungan riset oprasi.Ø
5. Kebaikan dan keterbatasan penggunaan riset oprasi
Kebaikan Keterbatasan
1.
Memungkin memerincikan masalah yang komplek dan bersekala besar menjadi bagian
yang lebih kecil sehingga mempermudah untuk diagnosa dan dianalisa.
2.
Para peneliti harus mengikuti prosedur logis dan sistematis untuk menghasilkan
keputusan yang baik.
3.
Teknik riset yang digunakan membatu penelitian alternatif dalam mengambil keputusan
1. Riset ini terlalu mahal dan memakan waktu lama, karena bayak jenis masalah
sehinggga perlu adanya kalkulais dalam biaya.
2.
Riset operasi tidak dapat diterpakan secara efektif dalam banyak situsai,
terlalu komplek masalah untuk dipecahkan dengan dengan peralatan metematika.
Kebijakan intutif manajer masih diperlukan untuk masalah dan situsai yang
kritis.
3.
keslah dalam angapan suatu masalah karena adanya pengebeian dalam satu variabel
sehingga riset oprasi manjadi mudah untuk menjadi teknik-teknik yang terpisah
satu sama lain dari kenyataan yang ada.
Menurut
Wagner agar riset operasi berguna harus memiliki 8 unsur :
1)
Adanya undangan dari manajer puncak untuk manajem bawah program riset oprasi
memberikan pemenuhan kebutuhan organisasi secar keseluruhan
2)
Tanggungjawab menjadi atasan keberhsilan suatu proyek riset oprasi
3)
Partisipasi manajer dalam menetap kan tujuan
4)
Pengguna kebijakan manajerial untuk menghindarkan program berjalan dijalur yang
salah
5)
Pengguna data secar cepat sehingga mempependek riset operasi dan
membuatnyalebih berguna.
6)
Hindarkan aspek-aspek teknis mendomiasi agar lebih bernilai terutama terhadap
bagaimana perilaku orang mempengaruhi dan dipengarui oleh penyelasain yang
disarankan.
7)
Persiapan untuk kesulitan awal yang dihadapi dalam memecahkan masalah pertma
kali, sehingga sistem tidak terganggu
8)
Hasil analiasa dan diagnosa riset operasi harus disimpan secra aman dan akurat
BAB V
PENGORGANISASIAN
A. Pengertian Organisasi
Organisasi
merupakan wadah pembentukan tingkah laku hubungan antar manusia secara efektif
sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh kepuasan
pribadi dalam melaksanakan tugas – tugasnya serta memberikan kondisi lngkungan
tertentu untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan.
Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan.
Hal
pokok yang perlu diperhatikan dari pengorganisasian :
1. Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,
2. Menganalisa beban kerja masing – masing satuan organisasi
3. Membuat job description ( uraian pekerjaan )
4.Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan atas pertimbangan arah dan sasaran, beban kerja, dan urian kerja dari masing-masing satuan organisasi.
1. Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,
2. Menganalisa beban kerja masing – masing satuan organisasi
3. Membuat job description ( uraian pekerjaan )
4.Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan atas pertimbangan arah dan sasaran, beban kerja, dan urian kerja dari masing-masing satuan organisasi.
B. Teori Organisasi
Adapun teori organisasi yang juga merupakan pedoman atau prisnsip – prisnsip yang harus ada dalam organisasi antara lain sebagai berikut.
1.Perumusan tujuan organisasi dengan jelas
2.Pembagian kerja
3.Kontinuitas dan Fleksibilitas
4.Delegasi wewenang dan tanggung jawab harus jelas dan seimbang
5.Unity of direction atau kesatuan arah
6.Unity of command atau kesatuan komando
7.Span of control atau rentang kesatuan
8.Tingkat –tingkat pekerjaan atau Emlpoyment hirearki
9.Prinsip organisasi
Adapun teori organisasi yang juga merupakan pedoman atau prisnsip – prisnsip yang harus ada dalam organisasi antara lain sebagai berikut.
1.Perumusan tujuan organisasi dengan jelas
2.Pembagian kerja
3.Kontinuitas dan Fleksibilitas
4.Delegasi wewenang dan tanggung jawab harus jelas dan seimbang
5.Unity of direction atau kesatuan arah
6.Unity of command atau kesatuan komando
7.Span of control atau rentang kesatuan
8.Tingkat –tingkat pekerjaan atau Emlpoyment hirearki
9.Prinsip organisasi
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan – hubungan diantara fungsi – fungsi atau orang – orang yang menunjukan kedudukan ,tugas ,wewengan dan tanggung jawab yang berbeda – beda dalam organisasi .
Adapaun faktor – faktor yang menenentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut.
1.Strategi organisasi untuk mencapai tujuan .
2.Teknologi yang digunakan
3.Anggota dan orang – orang yang terlobat dalam organisasi.
4.Ukuran organisasi.
Selain faktor – faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi ,ada pula unsur – unsur struktur organisasi yakni.
1.Spesialisasi kegiatan
2.Standarisasi kegiatan
3.Koordinasi kegiatan
4.Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.Ukuran satuan kegiatan
Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan – hubungan diantara fungsi – fungsi atau orang – orang yang menunjukan kedudukan ,tugas ,wewengan dan tanggung jawab yang berbeda – beda dalam organisasi .
Adapaun faktor – faktor yang menenentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut.
1.Strategi organisasi untuk mencapai tujuan .
2.Teknologi yang digunakan
3.Anggota dan orang – orang yang terlobat dalam organisasi.
4.Ukuran organisasi.
Selain faktor – faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi ,ada pula unsur – unsur struktur organisasi yakni.
1.Spesialisasi kegiatan
2.Standarisasi kegiatan
3.Koordinasi kegiatan
4.Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.Ukuran satuan kegiatan
D. Bentuk – Bentuk Organisasi
Berdasakan jumlah pemegang pimpinan organisasi dapat dibedakan sebagaimana berikut.
Berdasakan jumlah pemegang pimpinan organisasi dapat dibedakan sebagaimana berikut.
1. Bentuk Tunggal
Yakni pucuk pimpinan berada dalam satu tangan orang ,semua keuasaan dan tugas pekerjaan bersumber pada pimpinan .
Yakni pucuk pimpinan berada dalam satu tangan orang ,semua keuasaan dan tugas pekerjaan bersumber pada pimpinan .
2.Bentuk
Komisi
Suatu organisasi yang pemimpinya berupa sebuah dewan yang terdiri atas beberapa orang ,semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan itu sebagai satu kesatuan dan keputusan diambil oelh beberapa orang sebagai suatu keseluruhan dalam menjalankan pimpinan organisasi.
Suatu organisasi yang pemimpinya berupa sebuah dewan yang terdiri atas beberapa orang ,semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan itu sebagai satu kesatuan dan keputusan diambil oelh beberapa orang sebagai suatu keseluruhan dalam menjalankan pimpinan organisasi.
3. Bentuk Line
Disebut juga bentuk organisasi hirearki .Pada organisasi bentuk ini kekuasaan dan tanggung jawab berjalan dari pemimpin sampai ke bawah ,yaitu para pejabat yang memimpin kesatuan organisasi.
Disebut juga bentuk organisasi hirearki .Pada organisasi bentuk ini kekuasaan dan tanggung jawab berjalan dari pemimpin sampai ke bawah ,yaitu para pejabat yang memimpin kesatuan organisasi.
4. Bentuk staf
Bentuk organisasi staf atau fungsional mengandung pengertian bahwa kekuasaan dilimpahkan melalui para ahli dalam suatu fungsi yang merupakan keahlianya.
Bentuk organisasi staf atau fungsional mengandung pengertian bahwa kekuasaan dilimpahkan melalui para ahli dalam suatu fungsi yang merupakan keahlianya.
5.
Bentuk gabungan antara staf dan line
Bentuk organisasi ini menyatukan hal – hal yang baik dalam bentuk lurus dan staf,saluran perintah dan tanggung jawab mengenai tugas pokok organisasi yang berasangkutan sehingga kesederhanaan dan ketegasan serta pembagian tugas pekerjaan dapat terjamin.
Bentuk organisasi ini menyatukan hal – hal yang baik dalam bentuk lurus dan staf,saluran perintah dan tanggung jawab mengenai tugas pokok organisasi yang berasangkutan sehingga kesederhanaan dan ketegasan serta pembagian tugas pekerjaan dapat terjamin.
6.
Bentuk organisasi sirem panitia
5.
Departementasi
Merupakan
proses penentuan cara bagamana kegiatan yang dikelompokan.Adapun bentuk –
bentuk
departementasi adalah sebagai berikut.
1. Departementai Fungsional
Depatementasi fungsional mengelompokan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.Kebaikan utama departemen fungsional ini adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi – fungsi utama menciptakan efisiensi melalui spesialisasi ,memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai menejemen ke puncak lebih ketat terhadap fungsi – fungsi.Sedangkan kelemahan adalah memungkinkan adanya konflik antar fungsi.
Depatementasi fungsional mengelompokan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.Kebaikan utama departemen fungsional ini adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi – fungsi utama menciptakan efisiensi melalui spesialisasi ,memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai menejemen ke puncak lebih ketat terhadap fungsi – fungsi.Sedangkan kelemahan adalah memungkinkan adanya konflik antar fungsi.
2. Departementalisasi Divisional
Organisasi divisional meliputi pembagian divisi produk,wilayah ,langganan dan proses atau peralatan.Setiap divisi mempunyai tugas dan tanggungjawab yang teah ditentukan .Kebaikan struktur organisasi divisional ini adalah mempu meletakan koosrdinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat , lebih dekat dan mudah melakukan pengembangan dan implementasi strategi pada lingkuagan divis masing – masing,serta menjadi latihan yang baik gabi para manajer strategic.Sedangan kelemahan struktur divisional ini adalah memungkinkan adanya duplikasi sumberdaya dan peralatan yang tidak perlu serta dapat menimbulkan tidak konsistenya kebijakan antara divisi – divisi.
Organisasi divisional meliputi pembagian divisi produk,wilayah ,langganan dan proses atau peralatan.Setiap divisi mempunyai tugas dan tanggungjawab yang teah ditentukan .Kebaikan struktur organisasi divisional ini adalah mempu meletakan koosrdinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat , lebih dekat dan mudah melakukan pengembangan dan implementasi strategi pada lingkuagan divis masing – masing,serta menjadi latihan yang baik gabi para manajer strategic.Sedangan kelemahan struktur divisional ini adalah memungkinkan adanya duplikasi sumberdaya dan peralatan yang tidak perlu serta dapat menimbulkan tidak konsistenya kebijakan antara divisi – divisi.
3.Organisasi
proyek dan matriks
Merupakan bentuk organisasi deparetementalisasi campuran (hybridndesign) yang tersusun dari satu atau lebih tipe – tipe departementalsasi lainya.Struktur proyek dalam matriks bermaksud untuk emngkombinasikan kebaikan – kebaikan kedua tipe design fungsional dan divisional dengan menghindari kekurangan- kekurangan.
Kebaikan organisasi matrisk antara lain memaksimumkan efisiensi penggunaaan manajer – manajer fungsional,membebaskan manajamen puncak untuk perencanaan ,mentrimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan yang bermacam – macam dengan orientasi proyek.
Sedangkan kelemahan organisasi matriks adalah memungkinkan timbul risiko perasaan anarki ,sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertical ,memerlukan keterampilan lebih banyak antar pribadi dan mahal unutk diimplementasikan.
Merupakan bentuk organisasi deparetementalisasi campuran (hybridndesign) yang tersusun dari satu atau lebih tipe – tipe departementalsasi lainya.Struktur proyek dalam matriks bermaksud untuk emngkombinasikan kebaikan – kebaikan kedua tipe design fungsional dan divisional dengan menghindari kekurangan- kekurangan.
Kebaikan organisasi matrisk antara lain memaksimumkan efisiensi penggunaaan manajer – manajer fungsional,membebaskan manajamen puncak untuk perencanaan ,mentrimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan yang bermacam – macam dengan orientasi proyek.
Sedangkan kelemahan organisasi matriks adalah memungkinkan timbul risiko perasaan anarki ,sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertical ,memerlukan keterampilan lebih banyak antar pribadi dan mahal unutk diimplementasikan.
BAB VI
KOORDINASI
A. Pengertian Koordinasi
Koordinasi
berasal dari kata bahasa Inggris coordination yang berarti being co-ordinate,
yaitu adanya koordinat yang bersamaan dari dua garis dalam bidang datar, yang
dapat diartikan bahwa dua garis yang berpotongan pada koordinat tertentu. Di
dalam administrasi, koordinasi bersangkutpaut dengan penyerasian serta
penyatuan tindakan dari sekelompok orang (William H. Newman).
Koordinasi adalah penyerasian yang teratur usaha-usaha untuk menyiapkan jumlah yang cocok menurut mestinya, waktu dan pengarahan pelaksanaan hingga menghasilkan tindakan-tindakan harmonis dan terpadu menuju sasaran yang telah ditentukan. (george R. Terry).
Koordinasi adalah proses pemaduan sasaran dan kegiatan dari unit-unit kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif. (James AF Stoner).
Koordinasi adalah bekerja bersama seerat-eratnya dibawah seorang pemimpin.
Koordinasi adalah penyerasian yang teratur usaha-usaha untuk menyiapkan jumlah yang cocok menurut mestinya, waktu dan pengarahan pelaksanaan hingga menghasilkan tindakan-tindakan harmonis dan terpadu menuju sasaran yang telah ditentukan. (george R. Terry).
Koordinasi adalah proses pemaduan sasaran dan kegiatan dari unit-unit kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif. (James AF Stoner).
Koordinasi adalah bekerja bersama seerat-eratnya dibawah seorang pemimpin.
(Penjelasan
UUD).
B. Kebutuhan akan koordinasi
Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan antar satuan-satuan pelaksana. Bila tugas tersebut memerlukan aliran informasi antar satuan, derajat komunikasi adalah yang paling baik. Derajat koordinasi yang tinggi sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan serta lingkungan yang selalu berubah. Begitu juga organisasi yang memiliki tujuan yang tinggi, akan memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi pula.
Untuk mencapai koordinasi yang efektif perlu adanya peningkatan spesialisasi.Semakin besar tingkat spesialisasi, akan semakin sulit bagi para manajer untuk melakukan koordinasi. Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch telah mengemukakan empat tipe pebedaan dalam sikap dan cara kerja diantara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi yang mempersulit tugas pengkoordinasian bagian-bagian organisasi secara efektif yaitu:
Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan antar satuan-satuan pelaksana. Bila tugas tersebut memerlukan aliran informasi antar satuan, derajat komunikasi adalah yang paling baik. Derajat koordinasi yang tinggi sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan serta lingkungan yang selalu berubah. Begitu juga organisasi yang memiliki tujuan yang tinggi, akan memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi pula.
Untuk mencapai koordinasi yang efektif perlu adanya peningkatan spesialisasi.Semakin besar tingkat spesialisasi, akan semakin sulit bagi para manajer untuk melakukan koordinasi. Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch telah mengemukakan empat tipe pebedaan dalam sikap dan cara kerja diantara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi yang mempersulit tugas pengkoordinasian bagian-bagian organisasi secara efektif yaitu:
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan
tertentu. Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan
mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang
baik.
2. Perbedaan dalam orientasi waktu. Manajer
produksi akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera
atau dalam periode pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat
dengan masalah waktu jangka panjang.
3. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih
santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu
dengan yang lain.
4. Perbedaan dalam formalitas struktur. Setiap
tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metode-metode dan
standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan
untuk balas jasa bagi karyawan.
C.Pendekatan-pendekatan
untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi
adalah kunci koordinasi yang efektif. Semakin besar ketidakpastian tugas yang
dikoordinasi,
akan semakin membutuhkan informasi.
Ada
tiga pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif yaitu :
Teknik-teknik
manajemen dasar Meningkatkan koordinasi potensial Mengurangi kebutuhan
akan
koordinasi Aturan dan prosedur Hirarki menjerial
Mekanisme-mekanisme
dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-komponen vital
manajemen
yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Hirarki
manajerial. Ini menyangkut rantai perintah, aliran informasi dan kerja,
hubungan tanggung jawab yang jelas dapat menumbuhkan ingritas bila dirumuskan
secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan
dan prosedur. Aturan-aturan dan prosedur-prosedur adalah keputusan-keputusan
manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, seingga dapat
juga dijadikan sebagai alat yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan.
3. Rencana
dan penetapan tujuan. Pengembangan rencana dan tujuan dapat digunakan untuk
pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan organisasi terhadapat
sasaran yang ingin dicapai.
D.Meningkatkan Koordinasi Potensial
Koordinasi potensial dibagi mennjadi dua cara yakni secara Vertikal dan Horizontal
System informasi Vertikal,merupakan perlatan dimana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Hubungan-hubungan literal (Horizontal),merupakan pembuatan keputusan pada hirakari dimana informasi yang dibutuhkan berada. Ada beberapa hubungan literal antara lain sebagai berikut :
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.Peranan pernghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sehingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.Pantia dan satuan tugas. Panitia biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.Pengintegrasian peranan-peranan, bila suatu produk atau jasa memerlukan perhatian khusus dan terus menerus, maka seorang manajer hendaknya mengintegrasikannya.Peranan penghubung manajerial, hal ini diperlukan bila pengintegrasian yang dilakukan tidak efektif mengkoordinasikan tugas tertentu.
Koordinasi potensial dibagi mennjadi dua cara yakni secara Vertikal dan Horizontal
System informasi Vertikal,merupakan perlatan dimana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Hubungan-hubungan literal (Horizontal),merupakan pembuatan keputusan pada hirakari dimana informasi yang dibutuhkan berada. Ada beberapa hubungan literal antara lain sebagai berikut :
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.Peranan pernghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sehingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.Pantia dan satuan tugas. Panitia biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.Pengintegrasian peranan-peranan, bila suatu produk atau jasa memerlukan perhatian khusus dan terus menerus, maka seorang manajer hendaknya mengintegrasikannya.Peranan penghubung manajerial, hal ini diperlukan bila pengintegrasian yang dilakukan tidak efektif mengkoordinasikan tugas tertentu.
BAB VII
MANAJEMEN PERSONALIA
MANAJEMEN PERSONALIA
Penyusunan personalia adalah fungsi
manajemen yang berhubungan dengan perekrutan, penempatan, lahan, dan
pengembangan anggota organisasi. Kegiatan – kegiatan penyusunan personalia
berhubungan dengan tugas – tugas kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi. Lalu
pembahasannya menjadi bagian dari fungsi pengarahan. Fungsi tersebut
berhubungan dengan fungsi pengorganisasian. Semua fungsi manajemen saling
berkaitan sehingga fungsi penyusunan personalia harus dilakukan oleh manajer.
A.Proses Penyusunan Personalia
Proses penyusunan personalia adalah serangkaain kegiatan yang dijalankan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan personalia organisasi dengan SDM, posisi, dan waktu yang tepat. Proses ini dilaksanakan dalam dua lingkungan yang berbeda yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Unsur – unsurnya terdapat dalam organisasi.
Proses penyusunan personalia adalah serangkaain kegiatan yang dijalankan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan personalia organisasi dengan SDM, posisi, dan waktu yang tepat. Proses ini dilaksanakan dalam dua lingkungan yang berbeda yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Unsur – unsurnya terdapat dalam organisasi.
Langkah
– langkah proses ini mencakup:
1.
Perencanaan sumber daya manusia :
dirancang untuk memenuhi kebutuhan personalia organisasi.
2.
Penarikan : berhubungan dengan
pengadaaan calon – calon yang sesuai dengan rencana sumber daya manusia.
3.
Seleksi : penilaian dan pemilihan para
calon personalia.
4.
Pengenalan dan orientasi : dirancang
untuk membantu para calon yang terpilih dapat menyesuaikan diri.
5.
Latihan dan pengembangan : bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu dan
kelompok demi efektivitas organisasi.
6.
Penilaian pelaksanaan kerja : membandingkan pelaksanaan kerja perseorangan dan
tujuan - tujuan yang dikembangkan untuk posisi tersebut.
7.
Pemberian balas jasa dan penghargaan : digunakan sebagai kompensasi pelaksanaan
kerja dan motivasi untuk pekerjaan selanjutnya.
8.
Perencanaan dan Pengembangan karir : mencakup promosi, demosi, penugasan
kembali, pemecatan, dan pensiun.
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan personalia termasuk dalam hal ini diperlukan untuk menyediakan macam dan jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam pencapaian organisasi. Ada 3 bagian perencanaan personalia :
Perencanaan personalia termasuk dalam hal ini diperlukan untuk menyediakan macam dan jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam pencapaian organisasi. Ada 3 bagian perencanaan personalia :
1.
Penentuan jabatan yang harus di isi,
kemampuan karyawan yang dibutuhkan untuk mengisi posisi tersebut.
2.
Pemahaman tenaga kerja dimana karyawan
pontesial ada.
3.
Pertimbangan kondisi permintaan dan
penawaran karyawan.
2. Penarikan dan Seleksi Karyawan
Setelah menetukan kebutuhan personalia organisasi, langkah selanjutnya adalah penarikan karyawan dari sumber internal dan eksternal perusahaan tersebut. Lalu menyeleksi para calon karyawan yang tersedia dari hasil penarikan.
Setelah menetukan kebutuhan personalia organisasi, langkah selanjutnya adalah penarikan karyawan dari sumber internal dan eksternal perusahaan tersebut. Lalu menyeleksi para calon karyawan yang tersedia dari hasil penarikan.
3. Penarikan Personalia
Rekruitmen berhubungan derngan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yang akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan organisasi, termasuk dengan jabatan – jabatan yang tersedia.
Metode yang digunakan untuk menarik personalia beragam, dalam industry yang berbeda dan lokasi yang berbeda. Banyak manajer pasif, hanya menunggu pelamar dan ada pula yang menggunakan pendekatan agresif. Metode yang biasa digunakan adalah pengiklanan, penggunaan tenaga honorer, rekomendasi dari karyawan yang bekerja,penarikan melalui lembaga – lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, serikat buruh dan penggunaan komputer.
Rekruitmen berhubungan derngan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yang akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan organisasi, termasuk dengan jabatan – jabatan yang tersedia.
Metode yang digunakan untuk menarik personalia beragam, dalam industry yang berbeda dan lokasi yang berbeda. Banyak manajer pasif, hanya menunggu pelamar dan ada pula yang menggunakan pendekatan agresif. Metode yang biasa digunakan adalah pengiklanan, penggunaan tenaga honorer, rekomendasi dari karyawan yang bekerja,penarikan melalui lembaga – lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, serikat buruh dan penggunaan komputer.
4. Seleksi Personalia
Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari beberapa kelompok potensial untuk melaksanakan jabatan tertentu. Secara teori, seleksi tampak sederhana. Manajemen memutuskan kemampuan individu untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif. Lalu Manajer melihat prestasi pelamar di masa lampau dan memilih individu yang memenuhi persyaratan suatu jabatan. Tapi dalam prakteknya, seleksi adalah bagian yang sangat rumit.
Prestasi masa lampau merupakan penunjuk terbaik di masa depan. Yang telah dilakukan di masa lalu (pengalaman kerja, nilai saat sekolah, kegiatan ekstrakurikuler) adalah unsur yang paling tepat tentang apa yang akan dilakukan kemudian. Pemilihan karyawan “tepat” untuk jabatan yang sesuai sangat membantu kemajuan organisasi.
Prosedur seleksi adalah berbagai prosedur untuk membandingkan pelamar dengan syarat jabatan yang tersedia. Langkah – langkah yang biasa digunakan dalam seleksi adalah:
Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari beberapa kelompok potensial untuk melaksanakan jabatan tertentu. Secara teori, seleksi tampak sederhana. Manajemen memutuskan kemampuan individu untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif. Lalu Manajer melihat prestasi pelamar di masa lampau dan memilih individu yang memenuhi persyaratan suatu jabatan. Tapi dalam prakteknya, seleksi adalah bagian yang sangat rumit.
Prestasi masa lampau merupakan penunjuk terbaik di masa depan. Yang telah dilakukan di masa lalu (pengalaman kerja, nilai saat sekolah, kegiatan ekstrakurikuler) adalah unsur yang paling tepat tentang apa yang akan dilakukan kemudian. Pemilihan karyawan “tepat” untuk jabatan yang sesuai sangat membantu kemajuan organisasi.
Prosedur seleksi adalah berbagai prosedur untuk membandingkan pelamar dengan syarat jabatan yang tersedia. Langkah – langkah yang biasa digunakan dalam seleksi adalah:
1.
Wawancara pendahuluan
2. Pengumpulan data pribadi
3. Pengujian
4. Wawancara yang lebih mendalam
5. Pemeriksaan referensi prestasi
6. Pemeriksaan kesehatan
7. Keputusan pribadi
8. Orientasi jabatan
2. Pengumpulan data pribadi
3. Pengujian
4. Wawancara yang lebih mendalam
5. Pemeriksaan referensi prestasi
6. Pemeriksaan kesehatan
7. Keputusan pribadi
8. Orientasi jabatan
Ada
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan, diantaranya
adalah:
1.
Latar belakang pribadi (pendidikan dan
pengalaman kerja sebagai pembuktian seseorang pada masa lalu)
2.
Bakat dan minat (memperkirakan minat dan
kapasitas seseorang)
3.
Sikap dan kebutuhan (memperkirakan
tanggung jawab dan wewenang)
4.
Kemampuan- kemampuan analitis dan
manipulatif (mempelajari kemampuan pemikiran dan penganalaisaan)
5.
Ketrampilan dan kemampuan teknik (menilai kemampuan dalam pelaksanaan teknik
pekerjaan)
6.
Kesehatan, tenaga dan stamina (melihat
kondisi fisik seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan)
5. Orientasi Karyawan Baru
Tahap orientasi merupakan kegiatan pengenalan dan adaptasi karyawan baru terhadap organisasi. Proses tersebut merupakan proses yang penting karena pekerjaan baru itu sulit dan penyebab frustasi bagi karyawan baru Mungkin karyawan tersebut memenuhi syarat, tapi situasi baru itu berbeda dan asing ,proses orientasi yang buruk dapat menghilangkan atensi. Sekitar separuuh perputaran tenaga kerja terjadi selama periode pembayaran pertama.
Tahap orientasi merupakan kegiatan pengenalan dan adaptasi karyawan baru terhadap organisasi. Proses tersebut merupakan proses yang penting karena pekerjaan baru itu sulit dan penyebab frustasi bagi karyawan baru Mungkin karyawan tersebut memenuhi syarat, tapi situasi baru itu berbeda dan asing ,proses orientasi yang buruk dapat menghilangkan atensi. Sekitar separuuh perputaran tenaga kerja terjadi selama periode pembayaran pertama.
6. Latihan dan Pengembangan Karyawan
Karyawan baru biasanya telah memiliki pendidikan dan latihan dasar yang diperlukan. Hal itu mereka dapat dari suatu sistem pendidikan dan pengalaman yang berbuah kemampuan dan kecakapan tertentu. Manajer harus memulai dengan kondisi yang sekarang untuk membuat karyawan lebih produktif.
Latihan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk memperbaiki efektifitas kerja untuk mencapai tujuan. Latihan digunakan untuk memperbaiki penguasaan ketrampilan – ketrampilan dan teknik peleksanaan pekerjaan tertentu. Pengembangan meliputi peningkatan kemampuan, sikap dan sifat kepribadian. Pengembangan dapat terjadi secara formal atau informal.
Pengembangan karyawan sangat dibutuhkan bagi individu atau organisasi. Akibat dari pertumbuhan dan perkembangan organisasi adalah organisasi harus mengeluarkan biaya pengembangan karyawannya, dan juga ‘harga’ yang harus dibayar karena pemborosan, pekerjaan yang buruk, keluhan dan rotasi karyawan.
Hasil dari pengembangan adalah meningkatkan kepuasan kerja karyawan, karyawan menjadi lebih percaya diri, dan juga memberi nilai tambah bagi masyarakat dan rekan kerja. Manusia seharusnya tidak boleh berhenti belajar karena belajar adalah suatu proses seumur hidup. Maka, pengembangan karyawan harus dinamis dan berkesinambungan.
Karyawan baru biasanya telah memiliki pendidikan dan latihan dasar yang diperlukan. Hal itu mereka dapat dari suatu sistem pendidikan dan pengalaman yang berbuah kemampuan dan kecakapan tertentu. Manajer harus memulai dengan kondisi yang sekarang untuk membuat karyawan lebih produktif.
Latihan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk memperbaiki efektifitas kerja untuk mencapai tujuan. Latihan digunakan untuk memperbaiki penguasaan ketrampilan – ketrampilan dan teknik peleksanaan pekerjaan tertentu. Pengembangan meliputi peningkatan kemampuan, sikap dan sifat kepribadian. Pengembangan dapat terjadi secara formal atau informal.
Pengembangan karyawan sangat dibutuhkan bagi individu atau organisasi. Akibat dari pertumbuhan dan perkembangan organisasi adalah organisasi harus mengeluarkan biaya pengembangan karyawannya, dan juga ‘harga’ yang harus dibayar karena pemborosan, pekerjaan yang buruk, keluhan dan rotasi karyawan.
Hasil dari pengembangan adalah meningkatkan kepuasan kerja karyawan, karyawan menjadi lebih percaya diri, dan juga memberi nilai tambah bagi masyarakat dan rekan kerja. Manusia seharusnya tidak boleh berhenti belajar karena belajar adalah suatu proses seumur hidup. Maka, pengembangan karyawan harus dinamis dan berkesinambungan.
7. Metoda – Metoda Latihan dan Pengembangan
Pada umumnya karyawan dikembangkan dengan konsep ‘on the job’ dan ‘off the job’.
• Metoda ‘on the job’ (yang biasa digunakan)
Pada umumnya karyawan dikembangkan dengan konsep ‘on the job’ dan ‘off the job’.
• Metoda ‘on the job’ (yang biasa digunakan)
1.
Coaching (atasan memberi arahan pada
bawahan dalam pekerjaan rutin mereka)
2.
Planned progression (pemindahan karyawan
dalam saluran yang ditentukan melalui tingkatan organisasi yang berbeda)
3.
Rotasi jabatan ( pemindahan karyawan
melalui jabatan - jabatan yang bervariasi)
4.
Penugasan sementara (bawahan ditetapkan
pada posisi manajemen tertentu dengan jangka waktu yang ditetapkan)
5.
Sistem penilaian prestasi formal
Banyak perusahaan besar memperoleh manfaat dengan program pengembangan ‘on the job’. Adapun pengembangan ‘off the job’ dilakukan dengan cara:
Banyak perusahaan besar memperoleh manfaat dengan program pengembangan ‘on the job’. Adapun pengembangan ‘off the job’ dilakukan dengan cara:
1.
Program – program pengembangan ekslusif
(para manajer berpartisipasi dalam program yang dibuka untuk umum melalui
penggunaan analisa kasus, simulasi dan metode pengajaran lainnya)
2.
Latihan laboratorium (seseorang belajar menjadi lebih sensitive terhadap orang
lain, lingkungan, dsb.)
3.
Pengembangan organisasi (mengutamakan
tentang perubahan, pertumbuhan dan pengembangan total organisasi)
8. Pemberian Kompensasi Pada Karyawan
Kompensasi adalah pemberian finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan motivator untuk melaksanakan pekerjaan yang akan datang.
Upah merupakan suatu nilai ukuran di antara para karyawan, keluarga dan masyarakat . Tingkat pendapatan karyawan akan menetukan skala kehidupan dan pendapatan relatif menunjukkan status, martabat dan harga dirinya.
Jumlah pembayaran pada karyawan dalam bentuk pengupahan dan semacamnya merupakan komponen biaya yang paling besar dan penting. Pendapatan karyawan adalah bagian terbesar dari daya beli yang dipakai untuk membeli barang dan jasa hasil produksi perusahaan.
Prinsip keadilan berlaku dalam pemberian kompensasi, karyawan biasanya menilai keadilan dengan membandingkan miliknya dengan rekan yang lain. Adil atau tidak tergantung pada cara pandang mereka terhadap nominal, sebagian besar ketidakpuasan disebabkan adanya ‘gap’ pembayaran di antara jabatan dan individu.
Umumnya karyawan menerima perbedaan yang berdasarkan tanggung jawab, pengetahuan, kemampuan, produktivitas, atau kegiatan manajerial. Perbedaan upah yang dilarang hukum antara lain, perbedaan ras, etnis, jenis kelamin,dan lain – lain.
Kompensasi adalah pemberian finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan motivator untuk melaksanakan pekerjaan yang akan datang.
Upah merupakan suatu nilai ukuran di antara para karyawan, keluarga dan masyarakat . Tingkat pendapatan karyawan akan menetukan skala kehidupan dan pendapatan relatif menunjukkan status, martabat dan harga dirinya.
Jumlah pembayaran pada karyawan dalam bentuk pengupahan dan semacamnya merupakan komponen biaya yang paling besar dan penting. Pendapatan karyawan adalah bagian terbesar dari daya beli yang dipakai untuk membeli barang dan jasa hasil produksi perusahaan.
Prinsip keadilan berlaku dalam pemberian kompensasi, karyawan biasanya menilai keadilan dengan membandingkan miliknya dengan rekan yang lain. Adil atau tidak tergantung pada cara pandang mereka terhadap nominal, sebagian besar ketidakpuasan disebabkan adanya ‘gap’ pembayaran di antara jabatan dan individu.
Umumnya karyawan menerima perbedaan yang berdasarkan tanggung jawab, pengetahuan, kemampuan, produktivitas, atau kegiatan manajerial. Perbedaan upah yang dilarang hukum antara lain, perbedaan ras, etnis, jenis kelamin,dan lain – lain.
9. Penetuan Kompensasi
Tiga faktor penentu praktek mnajemen dan kebijaksanaan :
Tiga faktor penentu praktek mnajemen dan kebijaksanaan :
1.
Kesediaan membayar. (memberi upah secara
adil adalah pernyataan yang tidak berlebihan bagi para manajer. Karena itu
manajer, berharap bahwa karyawan bekerja sesuai upah yang mereka terima.
Manajer juga harus memotivasi bawahannya agar upah yang lebih dapat mereka
terima)
2.
Kemampuan membayar. (dalam jangka
panjang, realisasi pemberian kompensasi tergantung pada kemampuan finansial
dari perusahaan. Faktor penurunan produktivitas karyawan dan inflasi akan
mempengaruhi pendapatan nyata karyawan)
3.
Perayaratan – persyaratan pembayaran.
(dalam jangka pendek, penggajian sangat terganting pada tekanan eksternal,
contoh, pemerintah, organisasi karyawan, kondidi permintaan dan penawaran SDM
dan pesaing)
Bentuk – bentuk Pembayaran
Banyak cara untuk menggaji karyawan berdasarkan jam kerja, contoh, (pada akhir minggu, ini disebut upah harian), ada juga karyawan yang dibayar setiap minggu, bulan atau tahun. Untuk bagian produksi dan pemasaran dapat juga berupa upah insentif atau pembagian laba, dimana karyawan menerima beberapa persen dari keuntungan perusahaan.
Pemeliharaan Kesehatan dan Keamanan
Perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberi kondisi kerja yang lebih sehat dan aman, terutama bagi perusahaan yang mempunyai resiko kerja tinggi. Dapat berupa program penyediaan tenaga medis, klinik, pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman, atau penyediaan alat – alat keamanan.
Metode – metode yang digunakan untuk menarik personalia Hani Handoko berdasarkan pada pengiklanan, penggunaan tenaga honorer, rekomendasi dari karyawan yang bekerja, penarikan melalui lembaga – lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, serikat buruh dan penggunaan komputer. Tapi menurut Manullang, dasar penyeleksian adalah:
Bentuk – bentuk Pembayaran
Banyak cara untuk menggaji karyawan berdasarkan jam kerja, contoh, (pada akhir minggu, ini disebut upah harian), ada juga karyawan yang dibayar setiap minggu, bulan atau tahun. Untuk bagian produksi dan pemasaran dapat juga berupa upah insentif atau pembagian laba, dimana karyawan menerima beberapa persen dari keuntungan perusahaan.
Pemeliharaan Kesehatan dan Keamanan
Perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberi kondisi kerja yang lebih sehat dan aman, terutama bagi perusahaan yang mempunyai resiko kerja tinggi. Dapat berupa program penyediaan tenaga medis, klinik, pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman, atau penyediaan alat – alat keamanan.
Metode – metode yang digunakan untuk menarik personalia Hani Handoko berdasarkan pada pengiklanan, penggunaan tenaga honorer, rekomendasi dari karyawan yang bekerja, penarikan melalui lembaga – lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, serikat buruh dan penggunaan komputer. Tapi menurut Manullang, dasar penyeleksian adalah:
1.
Keahlian, meliputi teknikal skill, human skill, dan konseptual skill.\
2.
pengalaman kerja.
3.
Umur.
4.
Jenis kelamin.
5.
Keadaan fisik.
6.
Penampilan dan karakter
7.
Bakat dan temperamen
Abraham
Sperling mengemukakan bahwa motivasi itu didefinisikan sebagai suatu
kecenderungan
untuk beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan
penyesuaian
diri.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Handoko,
T Hani. 2009. Manajemen Edisi II. BPFE : Yogyakarta
Etzioni, Amitai. 1961. A Comparative Analysis of Complex Organization. Free Fress : New York
Allen, Louis. 1958. Management and Organisation. McGraw : New York
Abdullrachman,Arifin,(1979) Kerangka Pokok –Pokok Manajemen Umum,Jakarta : PT Ichtiar
Baru Van Hoeve
Terry R,George dan Rue.W.Leslie (2005) Dasar – Dasar Manajemen Jakarta : Bumi Aksara
Hasibuan.Malayu S.P.(2001) Manajemen (Dasar,Pengertian dan Masalah) Jakarta :Bumi
Aksara
Etzioni, Amitai. 1961. A Comparative Analysis of Complex Organization. Free Fress : New York
Allen, Louis. 1958. Management and Organisation. McGraw : New York
Abdullrachman,Arifin,(1979) Kerangka Pokok –Pokok Manajemen Umum,Jakarta : PT Ichtiar
Baru Van Hoeve
Terry R,George dan Rue.W.Leslie (2005) Dasar – Dasar Manajemen Jakarta : Bumi Aksara
Hasibuan.Malayu S.P.(2001) Manajemen (Dasar,Pengertian dan Masalah) Jakarta :Bumi
Aksara