Pages

Jumat, 13 November 2015

Downloa Materi Khotbah Di Sini

Rabu, 25 Maret 2015

Tutorial Instal windows Xp

Dowload Materi Penginstalan Di Sini

Senin, 23 Maret 2015

Desain Dan Pengelolaan Jaringan



1. Pengertian Repeater pada jaringan
            Repeater sering disebut juga sebagai Penguat Sinyal adalah Alat yang berfungsi untuk memperkuat sinyal di dalam jaringan komputer, dengan cara menerima sinyal dari satu segmen kabel pada jaringan (LAN,MAN,WAN) yang kemudian dipancarkan kembali dengan mempertahankan kekuatan sinyal asli yang pertama diterima segmen kabel tsb. bisa juga mengembalikan kekuatan sinyal asli seperti dari pusatnya.

Fungsi Repeater
  1. Memperluas sinyal dari server.
  2. Mengover daerah-daerah yang lemah sinyal dari server (Pemancar).
  3. Mempermudah akses sinyal WIFI dari server.
  4. Meneruskan dan memperkuat sinyal.
  5. Mempermudah pengiriman data ataupun informasi 
  6. Tidak perlu membangun jaringan kabel yang sangat panjang

2. Fungsi Switch
            Switch jaringan (atau switch untuk singkatnya) adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC).
Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge.
Switch dapat dikatakan sebagai multi-port bridge karena mempunyai collision domain dan broadcast domain tersendiri, dapat mengatur lalu lintas paket yang melalui switch jaringan.
Cara menghubungkan komputer ke switch sangat mirip dengan cara menghubungkan komputer atau router ke hub. Switch dapat digunakan langsung untuk menggantikan hub yang sudah terpasang pada jaringan.

3. Fungsi Hub
            Hub merupakan perangkat keras yang sangat penting dalam jaringan komputer, Hub sangat mempengaruhi proses koneksi antar komputer sehingga jika Hub mengalami kerusakan maka seluruh jaringan komputer akan terputus dan terganggu.

Hub berfungsi sebagai peragkat keras penerima sinyal dari sebuah komputer dan merupakan titik pusat yang menghubungkan ke seluruh komputer dalam jaringan tersebut. Hub juga berperan sebagai penguat sinyal kabel UTP, konsentrator dan penyambung. Berdasarkan fungsinya Hub dibedakan menjadi 2 macam yakni:
  1. Hub pasif merupakan hub yang berfungsi sebagai pemmisah atau pembagi jaringan, akan tetapi tidak melakukan penguatan sinyal sehingga hub ini tidak membutuhkan tenaga listrik tambahan.
  2. Hub Aktif berfungsi sebagai penghubung jalur secara fisik dan penguat sinyal dalam jaringan, Akan tetapi Hub aktif membutuhkan tenaga listrik tambahan untuk bisa bekerja.

4. Fungsi Bridge
            Fungsi bridge pada jaringan komputer hampir sama dengan perangkat jaringan lainnya sepert hub, switch, dan router. Bridge merupakan perangkat jaringan yang memfilter lalu lintas data pada jaringan komputer dan mengurangi jumlah lalu lintas yang terjadi pada LAN dengan membaginya menjadi dua segmen. Bridge merupakan perangkat yang beroperasi pada layer 2 OSI model. Bridge bertugas memeriksa setiap frame yagn masuk yang didalamnya terdapat MAC pengirim dan tujuan, dan meneruskannya atau tidak ke penerima pada segmen tersebut.
Bridge juga dikenal dengan sebutan Bridge-Ethernet yang berfungsi untuk menghubungkan dua segmen jaringan bersama-sama yang pada umumnya dikelola oleh organisasi yang sama.

Fungsi Bridge

Fungsi Bridge yang paling utama dalam jaringan adalah meneruskan data berdasarkan alamat MAC dari perangkat pengirim kepada perangkat penerima. Bridge dalam menjalankan fungsinya akan menghilangkan collision domain. Perangkat yang dapat dihubungkan dengan Bridge ada banyak sekali, tidak terbatas hanya pada komputer, melainkan perangkat lain seperti printer, router, hub, dan switch.
Karakteristik Bridge
Bridge memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya berbeda dengan perangkat jaringan lainnya
  1. Bridge dapat mengontrol broadcast pada jaringan yang terkoneksi melalui dirinya.
  2. Seperti halnya fungsi switch, Bridge juga dapat mempelajari paket frame yang diterima dan alamat MAC tujuan untuk melakukan transmisi data/paket.
  3. Bridge dapat membantu membuat segmen jaringan luas menjadi lebih kecil agar mudah di monitor.
  4. Bridge juga dapat melakukan routing.

Kelebihan Bridge

Bridge memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan fungsi hub atau perangkat keras jaringan komputer lainnya. Switch memiliki peran penting dalam membentuk topologi jaringan yang handal. Berikut adalah kelebihan dari perangkat ini
  1. Dapat mengurangi collision atau tabrakan pada saat pengiriman paket dalam jaringan.
  2. Memungkinkan koneksi pada jenis network yang berbeda
  3. Dapat mengembangkan kapasitas network dengan resiko kepadatan traffic.
Selain kelebihan tersebut, perangkat ini juga memiliki beberapa kekurangan yang harus dipertimbangkan.
  1. Membutuhkan bandwidth yang lebih besar
  2. Jika alamat tidak dikenal oleh bridge, maka bridge akan membrodcastnya pada segmen jaringan yang terkoneksi yang dapat menyebabkan terjadinya broken.
  3. Bridge tidak dapat memblokir paket data yang dikirimkan padanya.

5. Pengertian Access Point
1. Access Point adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah transceiver dan antena untuk transmisi dan menerima sinyal ke dan dari clients remote.
2. Access point adalah adalah perangkat, seperti router nirkabel / wireless, yang memungkinkan perangkat nirkabel untuk terhubung ke jaringan.
3. Access Point dalam jaringan computer adalah sebuah jalur akses nirkabel (Wireless Access Point atau AP) adalah perangkat komunikasi nirkabel yang memungkinkan antar perangkat untuk terhubung ke jaringan nirkabel dengan menggunakan Wi-Fi, Bluetooth atau standar terkait.
4. Access Point adalah perangkat yang digunakan untuk membuat koneksi wireless pada sebuah jaringan.
Fungsi Access Point
1. Mengatur supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
2. Mencoba fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access(WPA)
3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses
4. Sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel

Kamis, 05 Maret 2015

Makalah Manajemen



BAB 1
PENDAHULUAN

 A.Pengertian Manajemen
          Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut.
 B.Pentingnya Manajamen
            Manajemen sangat penting dan harus ada untuk semua gerakan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuanya.
          Manajemen menentukan nasib suatu organisasi di masa yang akan datang.Manajemen menjadi fungsi perencanaan,pengorganisasian,aktualisasi dan kontrol secara menyeluruh pada semua area kerja suatu organisasi.
     Jadi,berhasil tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada manajemen yang diterapkanya.Yakinlah ,bahwa apa pun bentuk, jenis dan karakteristik organisasi memerlukan manajemen yang baik untuk dapat mencapai tujuan dengan maksimal.
kompleknya kehidupan masyarakat atau organisasi yang hidup sebagai tuntutan kemajuan peradaban,menjadikan adanya kebutuhan alat – alat,sistem,atau pemecah – pemecah masalah yang ampuh,efektif,efisien dan kompetetif.Semuanya terangkum dalam ilmu manajemen yang ampuh.
            Sangat banyak alasan mengapa manajemen sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau kelompok kerja manusia dalam usaha mencapai tujuanya,antara lain:
1. Manajemen merupakan suatu kekuatan yang mempunyai fungsi sebagai alat pemersatu ,penggerak ,dan pengkoordinir faktor alam ,tenaga dan modal.Lebih tepatnya manajemen menjadi fungsi perencanaan,pengorganisasian,aktualisasi dan kontrol yang efisien,efektif dankompetitif.
2. Manajemen merupakan suatu sistem kerja yang rasional dalam pencapaian tujuan organisasi.Sistem kerja berarti adanya komponen – komponen aktif dalam manajemen organisasi yang telah ditentukan tugas,hak dan kewajibanya yang terangkum dalam suatu sistem kerja yang saling berkaitan satu sama lain dengan tujuan yang sama untuk mencapai hasil maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan .Rasional yakni tujuan yang hendak dicapai adalah sangat mungkin untuk diwujudkan manakala semua prosedur dijalankan dengan baik.
3. Manajemen mempunyai prinsip – prinsip kebenaran universal .Menjunjung tinggi nilai – nilai hakiki dalam proses aktualisasinya.
4. Manajemen merupakan suatu kemampuan /keahlian manusia untuk mengurus suatu kegiatan sehingga dapat mendeteksi ,menyesuikan,serta menghadapi kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi.
5. Manajemen yang “apik”akan menentukan nasib suatu organisasi pada kedudukan yang lebih tinggi dan dihargai,karena merupakan faktor produksi langka yang terus mengalami perkembangan dan diperlukan dalam siklus hidup organisasi.
6. Manajemen merupakan suatu profesi untuk menangani dengan tepat kegiatan suatu usaha atau organisasi.Adanya kekayaan pribadi dan perusahaan,baik swasta maupun pemerintah,membutuhkan pengamanan yang baik untuk kelangsungan hidup.
Jadi,manajemen sangat penting dalam memecahkan masalah – masalah organisasi melalui
mekanisme sistem yang dapat dipergunakan.
C. Fungsi Manajemen
         Manajemen adalah suatu bentuk kerja.Manajer adalah alat atau operasinal dari manajemen.Manajer dalam melakukan pekerjaanya harus melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu yang dinamakan fungsi – fungsi manajamen ,yang terdiri dari:
a.Planning
            Menentukan tujuan – tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut.Perencanaan berisi perumusan dari tindakan – tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai maksud dan tujuan yang ditetapkan.Perencanaan harus berdasarkan pada fakta ,data dan keterangan yang konkret .Memerlukan pemikiran lebih,imajinasi dan kesanggupan melihat masa depan serta tindakan – tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi hambatan – hambatan.
Pertanyaan yang akan membantu dalam proses perencanaan adalah :
1.Apakah yang harus dikerjakan(what)?
2.Mengapa direncanakan(why)?
3.Siapa yang harus mengerjakan (who)?
4.Kapan harus dikerjakan(when)?
5.Di mana harus dikerjakan(where)?
6.Bagaimana harus mengerjakanya(how)?
Adapun langkah – langkah pokok perencanaan sebagai berikut:
1.Mengutarakan masalah dengan jelas
2.Mencari informasi yang lengkap yang berhubungan dengan berbagai kegiatan .
3.Menganalisis dan mengklasifikasi informasi.
4.Memantapkan perencanaan dan mempertimbangkan hambatan – hambatan dengan  berbagai kegiatan .
5.Menetapkan rencana – rencana alternatif.
6.Memilih rencana yang diajukan .
7.Mengatur urutan dan waktu rencana itu secara terperinci.
8.Memeriksa rencana yang diajukan .
b. Organizing
Yakni mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan penting(vital/pokok) dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan itu.
Organisasi merupakan wadah pembentukan tingkah laku hubungan antar manusia secara efektif sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien untuk mencapai tujuan tertentu dengan kondisi yang lingkungan yang mendukung.
c. Staffing
Meliputi kegiatan menentukan keperluan- keperluan sumber daya manusia,pengarahan ,penyaringan,pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.
d. Motivating
Yaitu kegiatan mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan – tujuan .Motivasi adalah fungsi yang merupakan pekerjaan seorang manajer dalam memberikan inspirasi,semangat dan dorongan kepada orang lain untuk bertindak.Motiv adalah suatu dorongan dari dalam diri maupun luar yang memeberikan suatu kekuatan yang sangat besar untuk berbuat sesuatu.Sinergi motivasi multi arah dalam lingkup organisasi yang harus senantiasa dijaga dan dipelihara keberadaanya mengingat keadaan sumber daya manusia yang berubah – ubah.Motivasi menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen.
e.Controlling
Mengukur pelaksanaan dengan tujuan – tujuan,menentukan sebab – sebab penyimpangan dan mengambil tindakan – tindakan koreksi dimana perlu.Jenis controlling atau pengawasan dapat ditinjau dari tiga segi yaitu waktu,objek dan subjek.


BAB II
PERENCANAAN


 A. Definisi Perencanaan
            Perencanaan (planning ) adalah fungsi dasar atau fungsi fundamental manajemen,karena organizing ,actualing dan controlling pun harus terlebih dahulu direncanakan .Perencanaan dihubungkan masalah “memilih “ artinya memilih tujuan dan cara terbaik dari beberapa alternatife yang ada.
Perencanaan merupakan kumpulan dari banyak keputusan .Planing adalah suatu proses untuk menentukan rencana(plan).Dengan kata lain,perencanaan diproses oleh perencana (planer) dan hasilna adalah rencana.
Adapun para ahli manajemen mendefinisikan perencanaan sebagai berikut.
            George R.Tery mengatakan bahwa perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi mengenaai masa depan dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan – kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan .
            Harold Koonzt dan Cyriil O’Donnel mendefinisikan perencanaan sebagai fungsi seorang manajer memilih tujuan – tujuan ,kebijakan – kebijakan ,prosedur – prosedur ,progam – program dari alternative yang ada.
            Louise A.Allen mengartikan perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan .
            Billy E.Gots mengatakan bahwa perencanaan adalah pilihan fundamental dan masalah perencanaan timbul jika terdapat alternatife- alternatife.
            Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pekerjaan mental untuk memilih sasaran ,kebijakan ,prosedur ,dan program yang diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan pada maa yangakan datang .
Setiap rencana mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan telah ditentukan sebelumnya.
            Menurut T.Hani Handoko (1992:84-85) paling sedikit ada lima dasar pengklasifikasian rencana – rencana sebagai berikut.
1.      Bidang fungsional ,mencakup rencana produksi ,pemasaran,keuangan dan  personalia.Setiap faktor memerlukan perencanaan yang berbeda.
2.      Tingakatan operasional termasuk keseluruhan organisasi atau satuan – satuan kerja organisasi .Teknik – teknik dan isi perencanaan berbeda untuk tingkatan yang bebeda pula.
3.      Karakteristik – karakteristik (sifat) recana,meliputi faktor – fakor kompleksitas,fleksibilitas ,kompleksitas,fleksibilitas,keformalan ,kerahasiaan ,biaya,rasionalitas,kuantitatif dan kulaitatif.
4.      Waktu menyangkut rencana jangka pendek,menengah dan jangka panjang.
5.      Unsur – unsur rencana dalam wujud anggaran ,program,prosedur ,kebijakan dan sebagainya.
B. Empat Tahap Dasar Perencanaan
1. Menetapkan tugas dan tujuan
            Tugas dapat diartikan sebagai apa yang harus dilakukan ,sedangkan tujuan merupakan suatu atau nilai yang akan diperoleh. Penetapan tujuan harus dirumuskan dengan jelas melalui penggambaran hasil – hasil yang hendak dicapai diwaktu yang akan datang.
Tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha – usaha dan kegiatan – kegiatan para anggota organisasi.Tujuan harus mengena pada apa yang “harus” dan “tidak harus “ dilakukan.Tujuan juga harus disosialisasikan dengan baik kepada seluruh anggota sebelum laksanakan.
2. Observasi dan analisa
            Merumuskan keadaan saat ini dan yang akan datang .Menentukan faktor – faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul ,maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan langkah yang akan dilakukan .
3. Identifikasi segala hambatan/Mengadakan kemungkinan – kemungkinan
            Yakni melakukan identifikasi dan pengadaan alternatife – alternatife untuk mengahadapi pelbagai kemungkinan yang akan terjadi.
4. Membuat sintesa
            Sintesa yaitu alternatife yang akan dipilih dari kemungkinan – kemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sintesa dari kemungkinan – kemungkinan tersebut.
C. Perencanaan strategic
            Wu (1984) mendefinisikan perencanaan stretegik sebagai proses evaluasi lingkungan luar organisasi,penerapan tujuan orgnanisasi dan penentuan organisasi – organisasi.Perencanaan strategi sebagai proses penentuan tujuan – tujuan dari organisasi dan strategi – strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada dasarnya perencanaan strategi meliputi :
            1.Proses evaluasi lingkungan luar organisasi
            2.Penetapan tujuan
            3.Penentuan strategi
D.Unsur – Unsur Perencanaan
Harus di pahami bahwa perencanaan akan menghadapi faktor – faktor yang tidak pasti dan dapat berubah – ubah sehingga terhadap lingkungan tersebut sangat sulit untuk dilakukan.
Adapun unsur – unsur perencanaan adalah sebagai berikut.
            1. Tujuan
            2. Policy
            3. Prosedur
            4. Progress
            5. Program
E.Fungsi Dan Manfaat Perencanaan
Fungsi dan manfaat perencanaan bersamaan dengan perkembangan dunia modern dalam berbagai bentuk organisasi yang ada sangat penting antara lain sebagai berikut.
1. Memuat garis – garis tujuan yang baik yang berjangka pendek,menengah maupun jangka panjang serta cara – cara apa saja yang akan dugunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Perencanaan berfungsi sebagai petunjuk (guide) bagi semua anggota organisasi.
3. Perencanaan merupakan proses yang terus menerus.
4. Perencanaan berfungsi sebagai alat pengendali
5. Perencanaan yang baik menjamin penggunaan sumber – sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.
F. Fakor Waktu Perencanaan
Faktor waktu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perencanaan sumber –sumber
daya yang tersedia secara efektif dan efisien.
1. Waktu sangat diperlukan untuk melaksanakan perencanaan yang efektif
2. Waktu sering diperlukan setiap langkah perencanaan tanpa informasi lengkap tentang variable – variable dan alternatife – alternatife ,karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3. Jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.

BAB III
ORGANISASI

A. Pengertian Organisasi
Organisai berasal dari bahsa yunani “organon” dan istilah latin “organum” yang berarti alat,bagian,anggota,atau badan.Adapun definsi organisasi menurut para ahli antara lain sebagai berikut.
        James D.Mooney,mengatakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama .
       Chester I.Barnard mengartikan organisasi sebagai suatu sistem dari pada aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih .
            Kedua definisi organisasi di atas memuat garis besar bahwa organisasi merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan bersama.
Adapun ciri – cirri organisasi adalah sebagai berikut.
1.Adanya sekelompok orang – orang
2.Antar hubungan terjadi kerjasama yang harmonis,dan
3.kerjasama di dasarkan atas hak dan kewajiban atau tanggung jawab masing – masing orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
B. Misi dan Tujuan Organisasi
            Misi merupakan maksud (khas) unik dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi lainya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal prodak dan pasar.
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Secara umum tujuan organisasi adalah sebagai berikut.
1. Mengatasi terbatasnya kemampuan ,kemauan dan sumber daya yang dimiliki guna mencapai tujuan secara efektif,efisien dan komprehensif .
2. Merupakan wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama – sama untuk mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimilki seseorang dengan berbagai motif yakni,motif presatasi,motif uang ,motif kekuasaan dan motif penghargaan.
3. Organisasi sebagai pedoman kegiatan.Melalui penggambaran hasil – hasil akhir di waktu yangakan datang ,tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha – usaha dan kegiatan – kegiatan para anggota organisasi.
4. Sumber lgitimasi.Tujuan merupakan sumber legitimasi bagi suatu organisasi melalui pembenaran – pembenaran kegiatan – kegiatanya guna meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendaptkan berbagai sumber daya dan dukungan dari lingkungan disekitarnya.
5. Standar pelaksanaan.Bila tujuan telah dinyatakan dengan jelas dan dipahami maka akan memberikan standar langsung bagi penlaian pelaksanaan kegiatan organisasi.
6. Dasar rasional pengorganisasian.Tujuan organisasi dan struktur organisasi berinteraksi dalam dalam kegiatan – kegiatanyang diperlukan untuk mencapai tujuan ,pola penggunaan sumber daya,implementasi berbagai unsur perancangan organisasi yang meliputi pola komunikasi,mekanisme,pengawasan,departementalisasi dan sebagainya.
C.Tipe – Tipe Tujuan
Ada lima tipe tujuan menurut sudut pandang komprehensif dan kepentingan ,yaitu:
1. Tujuan kemasyarakatan (societal goal).Katagori ini berkenaan dengan kelas- kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan – kebutuhan masyarakat.
2. Tujuan keluaran(output goal).Berkenaan dengan jenis – jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi – fungsi komponen ,misalnya barang konsumen,jasa bisnis,pendidikan dan lain lain
3. Tujuan system (system goal) yakni pernyataan atau cara pelaksanaan fungsi organisasi ,atau tidak tergantung pada barang atau jasa yang diproduksi atau tujuan yang diambil.
4. Tujuan produk(product goal) aatau lebih jelasnya tujuan karakterisktik produk.Contohnya penekanan pada barang atau jasa yang diproduksi .
5. Tujuan turunan (derived goal) yaitu tujuan digunakan organisasi unutk meletakan kekuasaan dalam pencapaian tujuan – tujuan lain.Misalnya,maksud politik,kebijakan investasi dan lain – lain.
D.Proses Penetapan Tujuan
Proses penetaoan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan tujuan dan nilai – nilai tertentu
melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organsasi .Ada unsur- unsur dasar yang
melatarbelakangi penetapan tujuan suatu organisasi untuk menciptakan nilai – nilai tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Bahwa barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat bermanfaat paling sedikit sama dengan harganya.
2. Bahwa barang atau jasa dapat memuaskan konsumen atau pelanggan.
3. Bahwa teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
4. Bahwa dengan kerja keras dan dukungan dari seluruh sumber daya organisasi dapat beroperasi dengan lebih baik dari sekadar menjaga kelangsungan hidup ,yaitu pertumbuhan dan juga untuk dapat menghasilkan laba atau keuntungan .
5. Bahwa pelayanaan manajemen akan memberikan public image yang menguntungkan.
6. Perusahaan mempunyai konsep diri yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada karyawan dan para pemegang saham organisasi.
E.Bidang – Bidang Tujuan
Peter Darker mengidentifikasikan secara terperinci delapan bidang pokok dimana perusahaan harus menetapkan tujuan .Bidang – bidang tujuan itu antara lain adalah sebagai berikut.
1. Posisi pasar.Bagian pasar yan paling baik dapat ditentukan amalui analisa langganan dan
produk atau jasa , segmen pasar atau kelompok yang akan memebeli produk dan jasa serta
saluran distrbusi
2. Produktifitas.Prduktifitas atai efisiensi adalah rasio antara masukan dengan keluaran organisasi.
3. Sumber daya phisik dan keuangan ,tujuan yang harus di tetapkan dengan memperhatikan mesin dan peralatan penyediaan bahan baku.
4. Profitabilitas.Tujuan laba penting untuk mencapai tujan – tujuan lain menyangkut,penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan untuk inovasi ,kekuatan keuangan untuk mengganti mesin dan peralatan ,dan pengupahan yang dbutuhkan untuk menarik personalia.
5. Inovasi.Ada kebutuhan terus menerus akan produk atau jasa baru dan inovatif ,walaupun sesuatu yang baru selalu mengandung resiko ,tetapi juga mempunyai kemungkinan hasil yang tinggi.
6. Prestasi dan pengembangan manajer.Organisasi perlu mempertimbangkan kualitas pelaksanaan manajemen dan untuk menjamin pengembangan pada manajer dari berbagai tingkatan .
7. Prestasi dan sikap karyawan Karyawan operatif melaksanakan sebagian besar pekerjaan normal dan rutin disetiap organisasi.
8. Tanggung jawab sosial dan publik.Tujuan – tujuan ini ditetapkan perusahaan untuk menengani boikot public ,kegiatan hokum ,kegiatan pemerintah dan kelompok – kelompok yang berkepentingan .
F. Manajemen By Objectif
            Manajemen by objective atau sering disingkat MBO adalah manajemen dengan sistem
pelaksanaanya menitik beratkan spesifikasi sasaran dan penetapan kualitas hasil (output) yang harus dicapai.
Sepertihalnya proses manajemen yang lain,seperti manajemen berdasarkan sasaran,menejemen
berdasaran hasil,manajemen by objective(MBO) juga memilki proses yang sama dengan manajemen yang lain .Hanya penamaanya saja yang berbeda.Aktualisanya adalah proses partisipasif seluruh manajemen dengan alat ukur hasil.
MBO mengembangkan hubungan antar fungsi perencanaan,pengawasan.MBO,sebagai pelaksananya.Jadi,MBO dapat diartikan sebagai kegiatan penetapan tujuan – tujuan umum oleh para manejer dan bawahan yang bekerja sama ,menentukan tanggungjawab utama setiap individu yang dirumuskan secara jelas dalam bentuk hasil – hasil yang dapat diukur yang diharapkan ,dan penggunaan ukuran tersebut sebagai pedoman pengoperasian satuan kerja serta penilaian sumbangan masing – masing anggota.
Adapun urutan langkah – langkah yang diambil dalam pelaksanaan sistem ini adalah sebagai berikut:
       1.Jumlah hasil yang dicapai
       2.metode yang dipakai
       3.waktu pelaksanaan dan waktu berakhirnya suatu pekerjaan
       4.fasilitas,dana,sarana,dan wewenang
       5.personel pelaksanaan dan pembagian tugas
       6.penilaian dari apa yang dicapai
           








BAB IV
PEMBUATAN KEPUTUSAN

Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses peerenacanaan itu melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan ( choice making) dan dari pemecahan masalah ( problem solving).
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Adapun definisi pengambilan keputusan menurut para ahli antara lain sabagai berikut.
G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
B. Macam-Macam Keputusan
a. Keputusan Auto Generated
            Keputusan semacam ini diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan., mepertimbangkan data, informasi, fakta, dan lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini kurang baik, sebab resikonya tinggi.
b. Keputusan Induced

Keputusan induced diambil berdasarkan scientific managemen atau managemen ilmiah, sehingga keputusan itu logisk, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relative kecil; cuma proses pengambilan keputusan lebih lambat.

Pengambilan keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara “individual decision maupun group decision” yang mempunyai kewenangan untuk memutuskannya. Individual decision, keputusan “hanya” ditetapkan oleh seorang manajer; sedang para bawahan hanya dapat berpartisipasi memberikan saran-saran, pendapat-pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut memutuskannya.
Kebaikan
• keputusan dapat diambil secara cepat
• penanggungjawab keputusan itu jelas
• biaya pengambilan keputusan relative kecil
• kecakapan seorang manajer dapat dimanfaatkan
keburukan
• Keputusan itu kurang baik, sebab kemampuan decision maker terbatas
• Prestise manajer akan berkurang, jika keputusannya ternyata salah
• Realisasi keputusan mengalami kesulitan, sebab para bawahan kurang meresapinya
• Pembinaan bawahan kurang diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan dalam menetapkan keputusan, akibatnya kesinambungan pimpinan oganisasi kurang terjamin.

Group decision, keputusan itu ditetapkan oleh para anggota grup, baik atas hasil mufakat dan musyawarah, maupun atas voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota grup ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari “keputusan, resiko, dan dampak keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut”.
Kebaikannya:
• Keputusan relatif lebih baik, logis, ideal, sebab merupakan hasil pemikiran dari beberapa orang
• Kecenderungan untuk bertindak otoriter dapat dihindarkan
• Kerjasama relative akan dapat ditingkatkan diantara sesama anggota grup
• Resiko dan dampak negative dari keputusan semakin kecil
• Pembinaan para annggota grup akan lebih baik
Keburukannya:
• Pengambilan keputusan relative lama, bahkan sering bertele-tele
• Biaya pengambilan keputusan relative lebih banyak
• Penanggungjawab keputusan kurang jelas
• Minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara

Group decision ini hanya dapat ditetapkan dalam organisasi komite dan dalam pimpinan presidium saja, dimana para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya dalam MPR, DPR, dan Koperasi.
C. Basis Pengambilan Keputusan
Basis pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh manajer (decision maker) biasanya didasarkan atas:
1. Keyakinan
2. Intuisi
3. Fakta-fakta
4. Pengalaman
5. kekuasaan
Keyakinan; manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making)-nya didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negative dari keputusan tersebut.
Intuisi; manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi)-nya, bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling)-nya. Sasaran-sasaran, pengaruih, preferensi, dan psikologis individu pengambil keputusan memegang peranan penting. Disini ilmu subjektif sangat vital. Pengambilan keputusan secara intuitif ini sacara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu, latihan-latihan, dan latar belakang. Biasanya ia seorang aktivis, dinamis, dan senantiasa bertanya tentang situasi-situasi dan ia menemukan pemecahan atas problem-problem sulit. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja.
Fakta-fakta pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan. Keputusan (decision) yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relative baik, logis, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.
Pengalaman; manajer dalam pengambilan keputusannya didasarkan kepada pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi ini?”
Kekuasaan; decision maker dalam pengambilan keputusan (decision maker) harus berpedoman atas kekuasaan (autority) yang dimilikinya, supaya keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini disebabkan autority merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat sesuatu.
D.Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan
Manajer dalam pengambilan keputusan dapat melakukannya dengan tehnik-tehnik :
1. Operation riset; yaitu dengan menggunakan metode-metode scientific (yang meliputi tehnik-tehnik matematis) dalam analisis dan pemecahan suatu masalah tertentu—penerapan tehnik ini adalah usaha inventarisasi.
2. Linear programming; yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik yang disebut juga factor analysis.
3. Gaming war games; yaitu dengan teori yang biasanya digunakan untuk menentukan strategi.
4. Probability; yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan dan diperhitungkan.
5. Ranking and statistical weighting; yaitu dengan cara :
 Melokalisasi berbagai factor yang akan
mempengaruhi keputusan terakhir.
 Menimbang factor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap alternative.
Scientific management adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada keputusan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan berdasarkan scientific management menurut pendapat :

Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan
Decision maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah (problem) yang akan diputuskan dengan merumuskan dan menganalisisnya secara cermat.
 Mengumpulkan data, informasi, dan fakta yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diputuskan.
Ø
 Mengevaluasi dan menganalisis data, informasi, dan fakta yang telah dikumpulkan.
Ø
 Menetapkan sejumlah alternative keputusan yang akan diambil.
Ø
 Mengembangkan dan mengimplementasikan alternative pilihan yang ada.
Ø
 Memilih keputusan yang terbaik dari alternatife-alternatif itu.
Ø
 Menetapkan suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efesien.
Ø
 Keputusan harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan nyata dan mengikat bagi semua karyawan.
Ø
G. R. Terry
1. Merumuskan problem yang bersangkutan
2. Menganalisis problem tersebut.
3. Menetapkan sejumlah alternative.
4. Mengevaluasi masing-masing alternative.
5. Memilih alternative yang akan menjadi keputusan dan yang akan dilaksanakan.
Peter F. Drucker
1. Menetapkan masalah.
2. Menganalisis masalah.
3. Mengembangkan alternative-alternatif pilihan.
4. Mengambil keputusan yang tepat.
5. Mengambil keputusan menjadi tindakan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan harus dilakukan dengan baik dan cermat, supaya resiko keputusan itu relative kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan selalu menghadapi resiko, dan resiko ini menjadi tanggung jawab decision maker.

Aspek-aspek pengambilan keputusan, yaitu :
1) Pribadi dan kepribadian decision maker
2) Sifat masalah yang dihadapi.
3) Pandangan dan kecakapan factual decision maker terhadap masalah yang dihadapi.
4) Kondisi institusional (lembaga) bersangkutan.
5) Situasi umum yang menjadi lingkungan sekitar.

Faktor-faktor penolong pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) Harus diperhatikan emosi dan aturan-aturan,baik yang tangibles maupun intangibles
2) Setiap keputusan harus mendorong tercapainya tujuan
3) Suatu keputusan tidak selalu memuaskan semua pihak
4) Hanya ada satu pilihan yang paling memuaskan atau terbaik
5) Pengambilan keputusan adalah mental action dan harus di transfer ke dalam physical action
6) Pengambilan keputusan yang efektip memerlukan waktu,dana,data informasi dan fakta yang cukup
7) Membuat keputusan dalam prakteknya,membutuhkan kecakapan, pengalaman, dan imajinasi
8) Pengambilan keputusan merupakan awal dan mata rantai aktivitas
9) Setiap keputusan harus dilaksanakan

1. Keterlibatan Bawahan Dalam Pembuatan Keputusan
             Keterlibatan Bawahan Dalam Pembuatan Keputusan dapat bersifat resmi dengan pembuata kelompok, bisa juga bersifat tidak resmi missal dengan meminta gagasan dan saran-saran. Pembutan keputusan yang didasarkan pada sifat formal lebih efektif karena banyak masukan-masukan pengetahuan yang lain nya
2. Metode Kuantitatif Dalam Pembuatan Keputusan
Teknik dan peraatan kuantitatif pembutan keputusan dikenal dengan nama teknik manajmen science dan oprations research. Reset opersi mengambarkan, memahami dan memperkirakan prilaku dan sistem kelompok dalam kehidupan manusia. Tujuannya menyediakan iformasi yang akurat.
3. Ciri-ciri riset operasi
1) Memberikan Informasi langsung kepada manajer dalam membuat keputusan.
2) Digunakan pendekatan ilmiah dalam pemecahan masalah yang meliputi perumusan masalah pemahaman perilaku sistem masalah dan pengembangan berbagai penyelesaian yang mungkin diselesaikan.
3) Menyederhanakan unsur-unsur masalah yang komplek menjadi Permasalah metematika untuk menyusun modal
4) Memberi efektifitas ekonomis dalam betuk penghematan
5) Perlunya bantuan komputer dalam menyelelesaikan masalah
6) Diperlukan nya suatu tim dalam penyelesain maasalah yang komplek
7) Mempertimbangkan apa yang paling baik bagi organisasi secara keseluruhan.

4. Tahap-tahap pendekatan riset operasi
 Diagnosa masalah, dengan mengetahui unsur-unsur masalah yang dihadapi.
Ø
Ø Perumusan masalah, pembuatan fungsi matematika dengan menentukan kriteria yang diperlukan seerta aspek-aspek yang ada didalam dan diluar kendali manager.
 Pembuatan modal, dengan melakukan pengujian
Ø berbagai kemungkinan dengan model matematika yang mengabung kan unsur-unur masalah
 Analisa model, mengolah unsur-unsur masalah dengan batuan komputer agar didapat nilai nilai yang baik bagi pencapain tujuan.
Ø
 Implemantasi penemuan, dengan menyerahkan agar manajer menerapkan hasil perhitungan riset oprasi.
Ø
5. Kebaikan dan keterbatasan penggunaan riset oprasi
Kebaikan Keterbatasan
1. Memungkin memerincikan masalah yang komplek dan bersekala besar menjadi bagian yang lebih kecil sehingga mempermudah untuk diagnosa dan dianalisa.
2. Para peneliti harus mengikuti prosedur logis dan sistematis untuk menghasilkan keputusan yang baik.
3. Teknik riset yang digunakan membatu penelitian alternatif dalam mengambil keputusan 1. Riset ini terlalu mahal dan memakan waktu lama, karena bayak jenis masalah sehinggga perlu adanya kalkulais dalam biaya.
2. Riset operasi tidak dapat diterpakan secara efektif dalam banyak situsai, terlalu komplek masalah untuk dipecahkan dengan dengan peralatan metematika. Kebijakan intutif manajer masih diperlukan untuk masalah dan situsai yang kritis.
3. keslah dalam angapan suatu masalah karena adanya pengebeian dalam satu variabel sehingga riset oprasi manjadi mudah untuk menjadi teknik-teknik yang terpisah satu sama lain dari kenyataan yang ada.

Menurut Wagner agar riset operasi berguna harus memiliki 8 unsur :
1) Adanya undangan dari manajer puncak untuk manajem bawah program riset oprasi memberikan pemenuhan kebutuhan organisasi secar keseluruhan
2) Tanggungjawab menjadi atasan keberhsilan suatu proyek riset oprasi
3) Partisipasi manajer dalam menetap kan tujuan
4) Pengguna kebijakan manajerial untuk menghindarkan program berjalan dijalur yang salah
5) Pengguna data secar cepat sehingga mempependek riset operasi dan membuatnyalebih berguna.
6) Hindarkan aspek-aspek teknis mendomiasi agar lebih bernilai terutama terhadap bagaimana perilaku orang mempengaruhi dan dipengarui oleh penyelasain yang disarankan.
7) Persiapan untuk kesulitan awal yang dihadapi dalam memecahkan masalah pertma kali, sehingga sistem tidak terganggu
8) Hasil analiasa dan diagnosa riset operasi harus disimpan secra aman dan akurat
BAB V
PENGORGANISASIAN

A. Pengertian Organisasi
            Organisasi merupakan wadah pembentukan tingkah laku hubungan antar manusia secara efektif sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas – tugasnya serta memberikan kondisi lngkungan tertentu untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan.

Hal pokok yang perlu diperhatikan dari pengorganisasian :
1. Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,
2. Menganalisa beban kerja masing – masing satuan organisasi
3. Membuat job description ( uraian pekerjaan )
4.Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan atas pertimbangan arah dan sasaran, beban kerja, dan urian kerja dari masing-masing satuan organisasi.
B. Teori Organisasi
Adapun teori organisasi yang juga merupakan pedoman atau prisnsip – prisnsip yang harus ada dalam organisasi antara lain sebagai berikut.
1.Perumusan tujuan organisasi dengan jelas
2.Pembagian kerja
3.Kontinuitas dan Fleksibilitas
4.Delegasi wewenang dan tanggung jawab harus jelas dan seimbang
5.Unity of direction atau kesatuan arah
6.Unity of command atau kesatuan komando
7.Span of control atau rentang kesatuan
8.Tingkat –tingkat pekerjaan atau Emlpoyment hirearki
9.Prinsip organisasi

C. Struktur Organisasi
            Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan – hubungan diantara fungsi – fungsi atau orang – orang yang menunjukan kedudukan ,tugas ,wewengan dan tanggung jawab yang berbeda – beda dalam organisasi .
Adapaun faktor – faktor yang menenentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut.
1.Strategi organisasi untuk mencapai tujuan .
2.Teknologi yang digunakan
3.Anggota dan orang – orang yang terlobat dalam organisasi.
4.Ukuran organisasi.

Selain faktor – faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi ,ada pula unsur – unsur struktur organisasi yakni.
1.Spesialisasi kegiatan
2.Standarisasi kegiatan
3.Koordinasi kegiatan
4.Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.Ukuran satuan kegiatan

D. Bentuk – Bentuk Organisasi
Berdasakan jumlah pemegang pimpinan organisasi dapat dibedakan sebagaimana berikut.
1.  Bentuk Tunggal
Yakni pucuk pimpinan berada dalam satu tangan orang ,semua keuasaan dan tugas pekerjaan bersumber pada pimpinan .
2.Bentuk Komisi
Suatu organisasi yang pemimpinya berupa sebuah dewan yang terdiri atas beberapa orang ,semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan itu sebagai satu kesatuan dan keputusan diambil oelh beberapa orang sebagai suatu keseluruhan dalam menjalankan pimpinan organisasi.
3.  Bentuk Line
Disebut juga bentuk organisasi hirearki .Pada organisasi bentuk ini kekuasaan dan tanggung jawab berjalan dari pemimpin sampai ke bawah ,yaitu para pejabat yang memimpin kesatuan organisasi.
4.  Bentuk staf
Bentuk organisasi staf atau fungsional mengandung pengertian bahwa kekuasaan dilimpahkan melalui para ahli dalam suatu fungsi yang merupakan keahlianya.
5. Bentuk gabungan antara staf dan line
Bentuk organisasi ini menyatukan hal – hal yang baik dalam bentuk lurus dan staf,saluran perintah dan tanggung jawab mengenai tugas pokok organisasi yang berasangkutan sehingga kesederhanaan dan ketegasan serta pembagian tugas pekerjaan dapat terjamin.
6. Bentuk organisasi sirem panitia

5. Departementasi
Merupakan proses penentuan cara bagamana kegiatan yang dikelompokan.Adapun bentuk –
bentuk departementasi adalah sebagai berikut.
1.  Departementai Fungsional
Depatementasi fungsional mengelompokan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.Kebaikan utama departemen fungsional ini adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi – fungsi utama menciptakan efisiensi melalui spesialisasi ,memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai menejemen ke puncak lebih ketat terhadap fungsi – fungsi.Sedangkan kelemahan adalah memungkinkan adanya konflik antar fungsi.
2.  Departementalisasi Divisional
Organisasi divisional meliputi pembagian divisi produk,wilayah ,langganan dan proses atau peralatan.Setiap divisi mempunyai tugas dan tanggungjawab yang teah ditentukan .Kebaikan struktur organisasi divisional ini adalah mempu meletakan koosrdinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat , lebih dekat dan mudah melakukan pengembangan dan implementasi strategi pada lingkuagan divis masing – masing,serta menjadi latihan yang baik gabi para manajer strategic.Sedangan kelemahan struktur divisional ini adalah memungkinkan adanya duplikasi sumberdaya dan peralatan yang tidak perlu serta dapat menimbulkan tidak konsistenya kebijakan antara divisi – divisi.
3.Organisasi proyek dan matriks
Merupakan bentuk organisasi deparetementalisasi campuran (hybridndesign) yang tersusun dari satu atau lebih tipe – tipe departementalsasi lainya.Struktur proyek dalam matriks bermaksud untuk emngkombinasikan kebaikan – kebaikan kedua tipe design fungsional dan divisional dengan menghindari kekurangan- kekurangan.

Kebaikan organisasi matrisk antara lain memaksimumkan efisiensi penggunaaan manajer – manajer fungsional,membebaskan manajamen puncak untuk perencanaan ,mentrimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan yang bermacam – macam dengan orientasi proyek.
Sedangkan kelemahan organisasi matriks adalah memungkinkan timbul risiko perasaan anarki ,sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertical ,memerlukan keterampilan lebih banyak antar pribadi dan mahal unutk diimplementasikan.



BAB VI
KOORDINASI

A. Pengertian Koordinasi
            Koordinasi berasal dari kata bahasa Inggris coordination yang berarti being co-ordinate, yaitu adanya koordinat yang bersamaan dari dua garis dalam bidang datar, yang dapat diartikan bahwa dua garis yang berpotongan pada koordinat tertentu. Di dalam administrasi, koordinasi bersangkutpaut dengan penyerasian serta penyatuan tindakan dari sekelompok orang (William H. Newman).
            Koordinasi adalah penyerasian yang teratur usaha-usaha untuk menyiapkan jumlah yang cocok menurut mestinya, waktu dan pengarahan pelaksanaan hingga menghasilkan tindakan-tindakan harmonis dan terpadu menuju sasaran yang telah ditentukan. (george R. Terry).
            Koordinasi adalah proses pemaduan sasaran dan kegiatan dari unit-unit kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif. (James AF Stoner).
            Koordinasi adalah bekerja bersama seerat-eratnya dibawah seorang pemimpin.
(Penjelasan UUD).
B. Kebutuhan akan koordinasi
            Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan antar satuan-satuan pelaksana. Bila tugas tersebut memerlukan aliran informasi antar satuan, derajat komunikasi adalah yang paling baik. Derajat koordinasi yang tinggi sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan serta lingkungan yang selalu berubah. Begitu juga organisasi yang memiliki tujuan yang tinggi, akan memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi pula.
Untuk mencapai koordinasi yang efektif perlu adanya peningkatan spesialisasi.Semakin besar tingkat spesialisasi, akan semakin sulit bagi para manajer untuk melakukan koordinasi. Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch telah mengemukakan empat tipe pebedaan dalam sikap dan cara kerja diantara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi yang mempersulit tugas pengkoordinasian bagian-bagian organisasi secara efektif yaitu:

1.    Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu. Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
2.    Perbedaan dalam orientasi waktu. Manajer produksi akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah waktu jangka panjang.
3.    Perbedaan dalam orientasi antar pribadi. Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
4.    Perbedaan dalam formalitas struktur. Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metode-metode dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.

C.Pendekatan-pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Semakin besar ketidakpastian tugas yang
dikoordinasi, akan semakin membutuhkan informasi.
Ada tiga pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif yaitu :

Teknik-teknik manajemen dasar Meningkatkan koordinasi potensial Mengurangi kebutuhan
akan koordinasi Aturan dan prosedur Hirarki menjerial


Mekanisme-mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-komponen vital
manajemen yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.

1.      Hirarki manajerial. Ini menyangkut rantai perintah, aliran informasi dan kerja, hubungan tanggung jawab yang jelas dapat menumbuhkan ingritas bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2.      Aturan dan prosedur. Aturan-aturan dan prosedur-prosedur adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, seingga dapat juga dijadikan sebagai alat yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan.
3.      Rencana dan penetapan tujuan. Pengembangan rencana dan tujuan dapat digunakan untuk pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan organisasi terhadapat sasaran yang ingin dicapai.

D.Meningkatkan Koordinasi Potensial
Koordinasi potensial dibagi mennjadi dua cara yakni secara Vertikal dan Horizontal
System informasi Vertikal,merupakan perlatan dimana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
            Hubungan-hubungan literal (Horizontal),merupakan pembuatan keputusan pada hirakari dimana informasi yang dibutuhkan berada. Ada beberapa hubungan literal antara lain sebagai berikut :
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.Peranan pernghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sehingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.Pantia dan satuan tugas. Panitia biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.Pengintegrasian peranan-peranan, bila suatu produk atau jasa memerlukan perhatian khusus dan terus menerus, maka seorang manajer hendaknya mengintegrasikannya.Peranan penghubung manajerial, hal ini diperlukan bila pengintegrasian yang dilakukan tidak efektif mengkoordinasikan tugas tertentu.

BAB VII
MANAJEMEN PERSONALIA

Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan perekrutan, penempatan, lahan, dan pengembangan anggota organisasi. Kegiatan – kegiatan penyusunan personalia berhubungan dengan tugas – tugas kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi. Lalu pembahasannya menjadi bagian dari fungsi pengarahan. Fungsi tersebut berhubungan dengan fungsi pengorganisasian. Semua fungsi manajemen saling berkaitan sehingga fungsi penyusunan personalia harus dilakukan oleh manajer.
A.Proses Penyusunan Personalia
Proses penyusunan personalia adalah serangkaain kegiatan yang dijalankan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan personalia organisasi dengan SDM, posisi, dan waktu yang tepat. Proses ini dilaksanakan dalam dua lingkungan yang berbeda yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Unsur – unsurnya terdapat dalam organisasi.

Langkah – langkah proses ini mencakup:
1.  Perencanaan sumber daya manusia : dirancang untuk memenuhi kebutuhan personalia organisasi.
2.  Penarikan : berhubungan dengan pengadaaan calon – calon yang sesuai dengan rencana sumber daya manusia.
3.  Seleksi : penilaian dan pemilihan para calon personalia.
4.  Pengenalan dan orientasi : dirancang untuk membantu para calon yang terpilih dapat menyesuaikan diri.
5. Latihan dan pengembangan : bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu dan kelompok demi efektivitas organisasi.
6. Penilaian pelaksanaan kerja : membandingkan pelaksanaan kerja perseorangan dan tujuan - tujuan yang dikembangkan untuk posisi tersebut.
7. Pemberian balas jasa dan penghargaan : digunakan sebagai kompensasi pelaksanaan kerja dan motivasi untuk pekerjaan selanjutnya.
8. Perencanaan dan Pengembangan karir : mencakup promosi, demosi, penugasan kembali, pemecatan, dan pensiun.

1.  Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan personalia termasuk dalam hal ini diperlukan untuk menyediakan macam dan jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam pencapaian organisasi. Ada 3 bagian perencanaan personalia :
1.  Penentuan jabatan yang harus di isi, kemampuan karyawan yang dibutuhkan untuk mengisi posisi tersebut.
2.  Pemahaman tenaga kerja dimana karyawan pontesial ada.
3.  Pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan.
2.  Penarikan dan Seleksi Karyawan
Setelah menetukan kebutuhan personalia organisasi, langkah selanjutnya adalah penarikan karyawan dari sumber internal dan eksternal perusahaan tersebut. Lalu menyeleksi para calon karyawan yang tersedia dari hasil penarikan.
3.  Penarikan Personalia
Rekruitmen berhubungan derngan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yang akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan organisasi, termasuk dengan jabatan – jabatan yang tersedia.
Metode yang digunakan untuk menarik personalia beragam, dalam industry yang berbeda dan lokasi yang berbeda. Banyak manajer pasif, hanya menunggu pelamar dan ada pula yang menggunakan pendekatan agresif. Metode yang biasa digunakan adalah pengiklanan, penggunaan tenaga honorer, rekomendasi dari karyawan yang bekerja,penarikan melalui lembaga – lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, serikat buruh dan penggunaan komputer.
4.  Seleksi Personalia
Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari beberapa kelompok potensial untuk melaksanakan jabatan tertentu. Secara teori, seleksi tampak sederhana. Manajemen memutuskan kemampuan individu untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif. Lalu Manajer melihat prestasi pelamar di masa lampau dan memilih individu yang memenuhi persyaratan suatu jabatan. Tapi dalam prakteknya, seleksi adalah bagian yang sangat rumit.
Prestasi masa lampau merupakan penunjuk terbaik di masa depan. Yang telah dilakukan di masa lalu (pengalaman kerja, nilai saat sekolah, kegiatan ekstrakurikuler) adalah unsur yang paling tepat tentang apa yang akan dilakukan kemudian. Pemilihan karyawan “tepat” untuk jabatan yang sesuai sangat membantu kemajuan organisasi.
Prosedur seleksi adalah berbagai prosedur untuk membandingkan pelamar dengan syarat jabatan yang tersedia. Langkah – langkah yang biasa digunakan dalam seleksi adalah:
1. Wawancara pendahuluan
2. Pengumpulan data pribadi
3. Pengujian
4. Wawancara yang lebih mendalam
5. Pemeriksaan referensi prestasi
6. Pemeriksaan kesehatan
7. Keputusan pribadi
8. Orientasi jabatan

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan, diantaranya adalah:
1.  Latar belakang pribadi (pendidikan dan pengalaman kerja sebagai pembuktian seseorang pada masa lalu)
2.  Bakat dan minat (memperkirakan minat dan kapasitas seseorang)
3.  Sikap dan kebutuhan (memperkirakan tanggung jawab dan wewenang)
4.  Kemampuan- kemampuan analitis dan manipulatif (mempelajari kemampuan pemikiran dan penganalaisaan)
5. Ketrampilan dan kemampuan teknik (menilai kemampuan dalam pelaksanaan teknik pekerjaan)
6.  Kesehatan, tenaga dan stamina (melihat kondisi fisik seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan)
5.  Orientasi Karyawan Baru
Tahap orientasi merupakan kegiatan pengenalan dan adaptasi karyawan baru terhadap organisasi. Proses tersebut merupakan proses yang penting karena pekerjaan baru itu sulit dan penyebab frustasi bagi karyawan baru Mungkin karyawan tersebut memenuhi syarat, tapi situasi baru itu berbeda dan asing ,proses orientasi yang buruk dapat menghilangkan atensi. Sekitar separuuh perputaran tenaga kerja terjadi selama periode pembayaran pertama.

6.  Latihan dan Pengembangan Karyawan
Karyawan baru biasanya telah memiliki pendidikan dan latihan dasar yang diperlukan. Hal itu mereka dapat dari suatu sistem pendidikan dan pengalaman yang berbuah kemampuan dan kecakapan tertentu. Manajer harus memulai dengan kondisi yang sekarang untuk membuat karyawan lebih produktif.
Latihan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk memperbaiki efektifitas kerja untuk mencapai tujuan. Latihan digunakan untuk memperbaiki penguasaan ketrampilan – ketrampilan dan teknik peleksanaan pekerjaan tertentu. Pengembangan meliputi peningkatan kemampuan, sikap dan sifat kepribadian. Pengembangan dapat terjadi secara formal atau informal.
Pengembangan karyawan sangat dibutuhkan bagi individu atau organisasi. Akibat dari pertumbuhan dan perkembangan organisasi adalah organisasi harus mengeluarkan biaya pengembangan karyawannya, dan juga ‘harga’ yang harus dibayar karena pemborosan, pekerjaan yang buruk, keluhan dan rotasi karyawan.
Hasil dari pengembangan adalah meningkatkan kepuasan kerja karyawan, karyawan menjadi lebih percaya diri, dan juga memberi nilai tambah bagi masyarakat dan rekan kerja. Manusia seharusnya tidak boleh berhenti belajar karena belajar adalah suatu proses seumur hidup. Maka, pengembangan karyawan harus dinamis dan berkesinambungan.
7.  Metoda – Metoda Latihan dan Pengembangan
Pada umumnya karyawan dikembangkan dengan konsep ‘on the job’ dan ‘off the job’.
• Metoda ‘on the job’ (yang biasa digunakan)
1.  Coaching (atasan memberi arahan pada bawahan dalam pekerjaan rutin mereka)
2.  Planned progression (pemindahan karyawan dalam saluran yang ditentukan melalui tingkatan organisasi yang berbeda)
3.  Rotasi jabatan ( pemindahan karyawan melalui jabatan - jabatan yang bervariasi)
4.  Penugasan sementara (bawahan ditetapkan pada posisi manajemen tertentu dengan jangka waktu yang ditetapkan)
5.  Sistem penilaian prestasi formal
Banyak perusahaan besar memperoleh manfaat dengan program pengembangan ‘on the job’. Adapun pengembangan ‘off the job’ dilakukan dengan cara:
1.  Program – program pengembangan ekslusif (para manajer berpartisipasi dalam program yang dibuka untuk umum melalui penggunaan analisa kasus, simulasi dan metode pengajaran lainnya)
2. Latihan laboratorium (seseorang belajar menjadi lebih sensitive terhadap orang lain, lingkungan, dsb.)
3.  Pengembangan organisasi (mengutamakan tentang perubahan, pertumbuhan dan pengembangan total organisasi)

8.  Pemberian Kompensasi Pada Karyawan
Kompensasi adalah pemberian finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan motivator untuk melaksanakan pekerjaan yang akan datang.
Upah merupakan suatu nilai ukuran di antara para karyawan, keluarga dan masyarakat . Tingkat pendapatan karyawan akan menetukan skala kehidupan dan pendapatan relatif menunjukkan status, martabat dan harga dirinya.
Jumlah pembayaran pada karyawan dalam bentuk pengupahan dan semacamnya merupakan komponen biaya yang paling besar dan penting. Pendapatan karyawan adalah bagian terbesar dari daya beli yang dipakai untuk membeli barang dan jasa hasil produksi perusahaan.
Prinsip keadilan berlaku dalam pemberian kompensasi, karyawan biasanya menilai keadilan dengan membandingkan miliknya dengan rekan yang lain. Adil atau tidak tergantung pada cara pandang mereka terhadap nominal, sebagian besar ketidakpuasan disebabkan adanya ‘gap’ pembayaran di antara jabatan dan individu.
Umumnya karyawan menerima perbedaan yang berdasarkan tanggung jawab, pengetahuan, kemampuan, produktivitas, atau kegiatan manajerial. Perbedaan upah yang dilarang hukum antara lain, perbedaan ras, etnis, jenis kelamin,dan lain – lain.
9.  Penetuan Kompensasi
Tiga faktor penentu praktek mnajemen dan kebijaksanaan :

1.  Kesediaan membayar. (memberi upah secara adil adalah pernyataan yang tidak berlebihan bagi para manajer. Karena itu manajer, berharap bahwa karyawan bekerja sesuai upah yang mereka terima. Manajer juga harus memotivasi bawahannya agar upah yang lebih dapat mereka terima)
2.  Kemampuan membayar. (dalam jangka panjang, realisasi pemberian kompensasi tergantung pada kemampuan finansial dari perusahaan. Faktor penurunan produktivitas karyawan dan inflasi akan mempengaruhi pendapatan nyata karyawan)
3.  Perayaratan – persyaratan pembayaran. (dalam jangka pendek, penggajian sangat terganting pada tekanan eksternal, contoh, pemerintah, organisasi karyawan, kondidi permintaan dan penawaran SDM dan pesaing)
Bentuk – bentuk Pembayaran
Banyak cara untuk menggaji karyawan berdasarkan jam kerja, contoh, (pada akhir minggu, ini disebut upah harian), ada juga karyawan yang dibayar setiap minggu, bulan atau tahun. Untuk bagian produksi dan pemasaran dapat juga berupa upah insentif atau pembagian laba, dimana karyawan menerima beberapa persen dari keuntungan perusahaan.
Pemeliharaan Kesehatan dan Keamanan
Perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberi kondisi kerja yang lebih sehat dan aman, terutama bagi perusahaan yang mempunyai resiko kerja tinggi. Dapat berupa program penyediaan tenaga medis, klinik, pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman, atau penyediaan alat – alat keamanan.
Metode – metode yang digunakan untuk menarik personalia Hani Handoko berdasarkan pada pengiklanan, penggunaan tenaga honorer, rekomendasi dari karyawan yang bekerja, penarikan melalui lembaga – lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, serikat buruh dan penggunaan komputer. Tapi menurut Manullang, dasar penyeleksian adalah:
1. Keahlian, meliputi teknikal skill, human skill, dan konseptual skill.\
2. pengalaman kerja.
3. Umur.
4. Jenis kelamin.
5. Keadaan fisik.
6. Penampilan dan karakter
7. Bakat dan temperamen
Abraham Sperling mengemukakan bahwa motivasi itu didefinisikan sebagai suatu
kecenderungan untuk beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan
penyesuaian diri.



DAFTAR PUSTAKA


Handoko, T Hani. 2009. Manajemen Edisi II. BPFE : Yogyakarta
Etzioni, Amitai. 1961. A Comparative Analysis of Complex Organization. Free Fress : New York
Allen, Louis. 1958. Management and Organisation. McGraw : New York
Abdullrachman,Arifin,(1979) Kerangka Pokok –Pokok Manajemen Umum,Jakarta : PT Ichtiar
Baru Van Hoeve
Terry R,George dan Rue.W.Leslie (2005) Dasar – Dasar Manajemen Jakarta : Bumi Aksara

Hasibuan.Malayu S.P.(2001) Manajemen (Dasar,Pengertian dan Masalah) Jakarta :Bumi
Aksara

Find us on Facebook